KBK- Martapura : Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Khusus Anak Klas 1 A Martapura dalam sepekan ini, yakni mulai Rabu 6 Juni 2018 menggelar Pesantren Ramadan 1439 H. Salahsatu program pelajaran yang dilaksanakan adalah praktik penyelenggaran jenazah (12/06/2018).
Pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang disampaikan Arif Maulana (18) warga binaan di Lapas anak ini menandai dimulainya kegiatan pesantren ramadan yang dikhususkan bagi penghuni didalam Lapas.
Pada kegiatan ini Bupati Banjar diwakili Staf Ahli Bidang kemasyarakatan SDM, Masruri, dan tampak hadir juga Ketua MUI Banjar KH Fadlan Asy’ari, Kepala Kemenag Banjar Drs H Izzudin MAG, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Rakhmad Dhani, serta Kepala LPKA Klas 2 A Martapura Tri Saptono Sambudji.
Ketua MUI Banjar KH Fadlan Asy’ari dalam sambutannya mengatakan, bahwa semua patut bersyukur melalui kerjasama MUI Banjar dan LPKA Klas I Martapura, sehingga dapat terselenggara kegiatan pesantren Ramadhan 1439 H.
“Pelajaran dan praktik penyelenggaraan jenazah ini sangat penting agar kita mengingat mati. Karena, tidak ada yang hidup kekal abadi. Kita semua akan mengalami yang namanya mati dan banyak contohnya sudah, bapak dan ibu serta keluarga sudah menemui yang namanya mati, atau meninggal dunia,” katanya.
Menurutnya setiap umat itu, ada batas waktu ajal. Bila mana datang ajal datang waktunya tidak bisa lagi diundur atau dimajukan baik terhadap ulamaa, presiden, maupun para menteri dan itu tidak diketahui kapan dan berapa tahun hidup didunia.
“Inilah motivasi kita mengingat yang namanya mati. Kegiatan ini, tergolong langka karena dalam satu kampung belum tentu ada yang bisa memandikan jenazah,” jelasnya.
Sementara itu Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Drs H Masruri menyambut baik pelajaran dan praktik menyelenggarakan jenazah yang dilaksanakan di LPKA Klas 1Martapura.
Menurutnya pesantren ramadhan, menambah kadar keimanan dan ketaqwaan setidaknya menambah wawasan ilmu pengetahuan dibidang agama apalagi ini ada ditambah pelajaran dan praktik penyelenggaraan jenazah.
“Jadi sangat beruntung bisa mendapatkan pelajaran tata cara menyelenggarakan jenazah. Karena, pengetahuan ini terbilang langka. Satu kampung bisa tidak ada yang bisa. Maka itu, selama dua hari ini peserta bisa mengikuti materi yang disampaikan dan kelak bisa diterapkan dilingkungan,”pungkasnya.
Editor :
Penulis :