Site icon Kantor Berita Kalimantan

Petani Banjar Tunda Cocok Tanam

MARTAPURA – Memasuki musim penghujan akhir tahun , Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Banjar mengimbau kepada para petani untuk menunda proses tanam terlebih dahulu, Sabtu (11/12/2021).

Imbauan kepada kelompok tani ini juga sudah diinformasikan melalui siaran radio dan surat edaran kepada BPP (Badan Pelaksana Penyuluh)di tiap kecamatan Kabupaten Banjar.

Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Hortikultura Banjar Nurul Chatimah menjelaskan, imbauan dan surat edaran ini berisi, langkah percepatan tanam terutama di lokasi yang mencapai genangannya di Januari 2022, dan menganjurkan petani menggunakan benih varietas yang tahan oleh genangan air.

“Dengan menggunakan benih varietas yang tahan oleh genangan air ini diharapkan benih tersebut bisa bertahan jika terjadi banjir di tempat tersebut,” jelasnya.

Nurul menambahkan ,meskipun benih tersebut tahan terhadap genangan air, namun apabila tergenang hingga 2 bulan lebih seperti di Sungai Tabuk awal 2021 yang lalu, tentu tanaman akan mati.

“Meski benih varietas tahan oleh genangan air, jika tergenang air semalam 2 bulan. Tentu bisa berdampak terjadi fuso (gagal panen). Karena varietas tersebut hanya bisa bertahan selama 2 minggu saja,” sebutnya.

Menurutnya, para kelompok tani lebih baik untuk menunda tanam terlebih dahulu. Apabila sudah terlanjur menanam, pihaknya akan mendata untuk upaya penggantian benihnya apabila terjadi bencana seperti banjir

“Kalau ternyata tanaman terjadi kebanjiran dan mengalami gagal panen. Kami akan mengusulkan melalui APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) atau APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) untuk dibantu penggantian benihnya,” jelas Nurul.

Disamping itu, Pihak PTH Kabupaten Banjar juga menyarankan kepada para petani untuk mengikuti program asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) , agar memporeh lindungan dan ganti rugi apabila terjadi banjir kedepan nya.

“Sasaran penyelenggaraan AUTP adalah terlindunginya petani dengan memperoleh ganti rugi jika mengalami gagal panen. Petani hanya membayar Rp. 36 ribu untuk satu musim tanam,” tutupnya.

Exit mobile version