Wacana Pilkada melalui DPRD menuai pro dan kontra di masyarakat, yakni ada yang setuju dan ada pula yang dengan tegas menolaknya.
Adi Prayitno, Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan, pilihan Pilkada melalui DPRD tidak menutup ruang terjadinya politik uang. Hal itu justru bisa menutup ruang bagi orang -orang baik, hebat dan rakyat biasa untuk menjadi pemimpin di Indonesia.
“Jikapun Pilkada dilakukan oleh DPRD tidak akan menghilangkan politik uang, kok. Bisa saja jumlahnya makin mahal,” jelas Adi Prayitno.
Untuk mencalonkan diri melalui partai politik (Parpol saja), beber Adi Prayitno, itu mungkin maharnya akan lebih besar. Apalagi untuk meyakinkan sejumlah anggota DPRD untuk memilih biayanya cukup besar.
Menurut Adi Prayitno, kalau jumlah anggota DPRD 50 orang dan untuk memenangkan pilkada minimal dibutuhkan suara 26 orang. Kalau dikalikan setiap orang Rp1miliar,maka jumlahnya Rp26 miliar, dan itu kalau setiap orang Rp 2 miliar,maka tinggal dikalikan jumlahnya akan lebih besar.
“Jadi duitnya itu bergeser bukan kepada rakyat, tetapi kepada elit, ini yang saya kira menjadi bahaya,” tegas Dosen Fisip UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.