Kantor Berita Kalimantan

Plafon RSUD Ratu Zalecha Martapura Runtuh, Ketua DPRD Banjar Langsung Sidak

MARTAPURA – Ketua Ketua DPRD Kabupaten Banjar H Muhammad Rofiqi bersama anggota DPRD lainnya langsung menggelar sidak setelah mendengar plafon RSUD Ratu Zalecha Martapura runtuh, Senin (2/01/2023) sore.

Ketua DPRD Kabupaten Banjar dengan didampingi anggota DPRD Banjar, yakni Gusti Abdurachman (Antung Aman), Irwan Bora, dan Hasan Hamdan langsung menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke RSUD Ratu Zalecha Martapura. Sidak ini dilakukan wakil rakyat Kabupaten Banjar setelah mendengar runtuhnya plafon rumah sakit milik Pemkab Banjar ini.

Seusai sidak Muhammad Rofiqi kepada awak media menyampaikan sejumlah keprihatinannya tentang tata kelola RSUD Ratu Zalecha yang terkesan terabaikan. Termasuk tentang pengelolaan bangunan rumah sakit yang dinilainya kumuh, hingga runtuhnya plafon.

RSUD Ratu Zalecha Martapura adalah milik Pemkab Banjar dan melalui rumah sakit ini, tegas Rofiqi, orang bisa menilai komitmen pemerintah atas pelayanan kesehatan.

“Mestinya RSUD Ratu Zalecha Martapura itu menggambarkan gerbang utama bagi pemerintah daerah dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Katanya rumah sakit ini akreditasinya paripurna, tetapi masih ada bagian yang terlihat kumuh dan parahnya lagi sampai plafon bangunan runtuh,” beber Ketua DPRD Banjar ini, Senin (2/1/2022).

Pelayanan kesehatan dan pendidikan, ungkap politisi muda Partai Gerindra ini merupakan hal utama yang selalu menjadi perhatian seluruh pemerintah daerah di Indonesia. Karena itu seharusnya menjadi pusat perhatian Pemkab Banjar dan pihaknya di DPRD Kabupaten Banjar kembali lagi mengingatkannya.

IMG_20230102_185548-01
Ketua DPRD Banjar Muhammad Rofiqi saat Sidak di RSUD Ratu Zalecha melihat salah satu ruangan yang menurutnya kumuh.

Selain menyoroti tata kelola bangunan, Ketua DPRD Banjar ini juga meminta pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang berobat terus ditingkatkan atau diperbaiki. Selain itu RSUD Ratu Zalecha Martapura harus mengutamakan pelayanan kesehatan dan bukan mengejar keuntungan.

” Kami di DPRD Banjar tidak jarang masih menerima keluhan terkait pelayanan di RSUD Ratu Zalecha Martapura, karena itu kami minta untuk diperbaiki. Jangan sampai muncul lagi anggapan atau peribahasa kalau datang berobat ke RSUD Ratu Zalecha Martapura naik becak, tetapi pulangnya malah naik ambulance,” tegasnya.

Rofiqi menyatakan, bagaimana bisa menangani tingginya angka stunting di Kabupaten Banjar, jika gerbang utama pelayanan kesehatan seperti di RSUD Ratu Zalecha Martapura tidak terkelola dengan baik.

” Bagaimana kita bisa menghadapi stunting misalkan kalau gerbang utamanya seperti ini. Kita ini sudah kalah bersaing dari dalam kandungan. Percuma dinas rapat walau ribuan kali kalau pelayanan kesehatan masih seperti ini,” ujar Rofiqi.

Terpisah Direktur RSUD Ratu Zalecha Martapura dr Tofik Norman Hidayat menyatakan, bahwa runtuhnya plafon tersebut segera pihaknya perbaiki. Menurutnya bangunan RSUD Ratu Zalecha Martapura sejak dibangun di awal tahun 2000-an hingga sekarang belum mengalami perbaiki dan kondisinya termakan usia.

“Kami sudah melakukan ekpose dengan DPRD Banjar tentang kondisi bangunan RSUD Ratu Zalecha Martapura. Sedangkan runtuhnya plafon itu akibat termakan usia dan diluar dugaan kami, tetapi dalam waktu segera kami lakukan perbaikan dengan dana dari rumah sakit sendiri,” pungkas Direktur RSUD Ratu Zalecha Martapura ini.

Exit mobile version