KBK.News, BANJARMASIN– Sebuah pernyataan kontroversial dalam podcast bersama Kang Dedi Mulyadi (KDM), di mana seorang pria asal Kaltim menyebut orang Banjar “pemalas”, memicu kemarahan warga Kalimantan Selatan.

Jumat (25/7/2025), ormas LAUNG Kuning Banjar, didukung enam Dewan Pengurus Cabang (DPC), melaporkan kasus ini ke Ditreskrimsus Polda Kalsel.

Ketua DPC LAUNG Kuning Banjarbaru, Abdul Haris, menyatakan bahwa pernyataan tersebut telah melukai hati masyarakat Banjar. “Pernyataan yang disampaikan dalam podcast itu sangat melukai warga Kalsel. Kami menilai hal tersebut adalah penghinaan terhadap Suku Banjar,” tegas Abdul Haris.

Kecam Ucapan Bernuansa Kebencian

LAUNG Kuning mengecam keras segala bentuk ucapan, tindakan, dan perilaku yang mengandung unsur penghinaan atau kebencian terhadap Suku Banjar dan masyarakat Kalimantan. “Kami meminta aparat penegak hukum, khususnya Unit Siber, segera melakukan penyelidikan terhadap pelaku ujaran kebencian ini. Kami juga menuntut proses hukum tegas terhadap penyebar video tersebut agar kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.

Selain itu, LAUNG Kuning juga menuntut agar pihak yang merekam dan menyebarkan video tersebut bertanggung jawab secara hukum serta menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat Banjar.

BACA JUGA :  Cegah Lonjakan Harga Jelang Idul Adha, Satgas Pangan Polda Kalsel Sisir Pasar Tradisional Banjarmasin

“Pernyataan itu mengancam martabat kami dan mengandung muatan SARA yang dapat memicu keresahan, konflik sosial, dan perpecahan,” lanjutnya.

Abdul Haris juga mengimbau seluruh elemen masyarakat Banjar untuk tetap menjaga persatuan. “Kita jangan terprovokasi, tapi tetap tegas dalam membela martabat identitas budaya dan kearifan lokal,” pungkasnya.

Polda Kalsel Teliti Konten Podcast

Wadir Krimsus Polda Kalsel, AKBP Riza Mutaqin, mengonfirmasi laporan dari ormas LAUNG Kuning. “Kami akan menyelidiki apakah ucapan tersebut memenuhi unsur tindak pidana, terutama terkait niat dan konteks yang disampaikan,” jelasnya.

Riza menegaskan bahwa pihaknya akan mempelajari setiap ucapan dalam podcast tersebut, termasuk latar belakang pria yang belum teridentifikasi. “Kita akan lihat dulu apakah ada unsur kesengajaan atau sekadar salah ucap,” katanya.

Ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi. “Tunjukkan bahwa orang Banjar bisa menyikapi sesuatu dengan bijak. Jangan sampai muncul persoalan baru akibat emosi,” tandas Riza.