Presiden Brasil Terkejut sekaligus Prihatin Jumlah Korban Tewas dalam Operasi Antinarkoba Mematikan di Rio de Janeiro
KBK.News, RIO DE JANEIRO–Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, merasa ngeri dengan jumlah korban jiwa yang tinggi dalam operasi penggerebekan terhadap jaringan narkoba Red Command.
Operasi ini melibatkan kolaborasi antara polisi dan tentara di Kota Rio de Janeiro pada Selasa, 28 Oktober 2025, dan berlangsung di daerah kumuh Alemao dan Penha, yang merupakan salah satu operasi paling mematikan dalam sejarah kota tersebut.
Dalam pernyataannya, menteri kehakiman Brasil mengungkapkan bahwa Presiden Lula merasa terkejut karena pemerintah federal tidak diberitahu sebelumnya mengenai operasi besar ini.
Ia juga menyampaikan keprihatinan mendalam mengenai tingginya angka kematian yang terjadi dan meminta penjelasan resmi dari pihak berwenang di tingkat negara bagian.
Jumlah korban tewas dalam penggerebekan tersebut meningkat drastis setelah Kantor Pembela Umum, lembaga yang memberikan bantuan hukum kepada warga miskin, mengumumkan bahwa 132 orang tewas.
Angka ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan laporan awal yang menyebutkan 64 korban jiwa. Pengumuman tersebut disampaikan pada Rabu, 29 Oktober, setelah warga yang berduka membawa puluhan jenazah ke sebuah alun-alun di Penha dan mengaturnya berjajar sebagai bentuk protes terhadap skala kekerasan yang terjadi.
Menanggapi data baru tersebut, Gubernur Negara Bagian Rio de Janeiro, Claudio Castro, mengatakan bahwa proses forensik masih berlangsung dan angka resmi yang diterimanya tetap 58 korban, meskipun dipastikan akan ada perubahan.
“Sejujurnya, konflik itu tidak terjadi di area permukiman, semuanya terjadi di hutan. Jadi saya tidak percaya ada orang yang hanya berjalan-jalan di hutan pada hari ketika terjadi bentrokan.
Karena itu, kami bisa dengan mudah mengklasifikasikan mereka demikian,” ujar Castro seperti dikutip dari BBC.
Berdasarkan laporan media Brasil, banyak jenazah yang ditemukan di lereng bukit di mana bentrokan paling sengit terjadi.
Warga menggambarkan suasana pada hari itu seperti medan perang, dengan baku tembak antara pasukan keamanan dan kelompok bersenjata, serta bus yang dibakar untuk membentuk barikade.
Polisi melaporkan bahwa anggota geng menggunakan drone untuk menjatuhkan bahan peledak ke arah petugas yang sedang menyisir kawasan tersebut.
Gubernur Castro mengungkapkan bahwa operasi tersebut telah dipersiapkan selama dua bulan dan didasarkan pada hasil penyelidikan terkait aktivitas kelompok Red Command, yang merupakan jaringan narkoba besar yang menguasai wilayah tersebut.
Dalam operasi ini, empat anggota polisi kehilangan nyawa, dan di antara para tersangka yang ditangkap terdapat seorang bandar narkoba yang dikenal sebagai pemimpin kelompok tersebut.
Castro menyebut hari penggerebekan itu sebagai momen bersejarah bagi aparat keamanan yang, menurutnya, telah berjuang melawan kejahatan terorganisir.
Di sisi lain, sebelum jumlah korban diumumkan meningkat, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) telah menyatakan keprihatinan terhadap operasi yang mengakibatkan banyak korban jiwa.
Rafael Soares, seorang jurnalis kriminal Brasil, menyatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, kelompok Red Command kembali memperluas wilayah kekuasaannya setelah sebelumnya kehilangan pengaruh terhadap kelompok saingannya, First Capital Command (PCC).
Ia menilai bahwa operasi ini merupakan bagian dari upaya Gubernur Castro untuk meninggalkan jejak politik dan menunjukkan ketegasan dalam memberantas kejahatan menjelang pemilihan tahun depan.
Operasi besar ini terjadi hanya beberapa hari sebelum Rio de Janeiro menjadi tuan rumah C40 World Mayors Summit, yang dihadiri oleh hampir 100 wali kota dari berbagai kota besar di dunia, serta Earthshot Prize, penghargaan lingkungan yang akan diberikan oleh Pangeran William pada 5 November mendatang.
Kepala Keamanan Publik Rio de Janeiro, Victor Santos, menyatakan bahwa sekitar 280.000 orang tinggal di kawasan yang menjadi lokasi operasi tersebut.
Ia mengatakan, “Ini adalah perang yang sedang kita saksikan di Rio de Janeiro. Puluhan tahun tanpa tindakan nyata dari semua lembaga — kota, negara bagian, dan federal — telah memungkinkan kejahatan berkembang di wilayah kita.”
Meskipun penggerebekan berskala besar bukanlah hal yang asing di Rio de Janeiro, jumlah korban jiwa dalam operasi pada hari Selasa dianggap sangat luar biasa.
Soares menjelaskan bahwa operasi kepolisian yang mengakibatkan lebih dari 20 orang tewas sangat jarang terjadi di Brasil, dan ketika hal tersebut terjadi, sebagian besar memang berlangsung di Rio de Janeiro
Sumber merdeka.com, BBC

 
													 
			    					 
			    					 
			    					 
			    					 
			    					 
			    					





