Ratusan Tiang Kominfo Banjarbaru Berkarat Sebelum Terpakai, Aset Miliaran Rupiah Terancam Mubazir
KBK.News, BANJARBARU – Proyek pengadaan tiang jaringan milik Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Banjarbaru yang menelan anggaran sebesar Rp3 miliar pada akhir tahun 2023 menuai sorotan. Pasalnya, sejumlah tiang terlihat belum terpasang dan mengalami karat karena dibiarkan terbuka di area lapangan.
Pantauan KBK.News di lapangan menunjukkan bahwa tiang-tiang tersebut tidak disimpan di gudang penyimpanan yang layak, melainkan diletakkan begitu saja di ruang terbuka dengan ditutupi terpal, membuatnya rentan terhadap cuaca dan mempercepat proses korosi.
Penyimpanan tersebut berada di Jalan Guntung Jingah, Kelurahan Loktabat Utara, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru.
Kepala Diskominfo Banjarbaru, Asep Saputra, menjelaskan bahwa proyek tiang jaringan ini sebenarnya bukan ditujukan untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD), melainkan untuk menata ulang kabel-kabel udara yang semrawut.
“Intinya, tiang bersama ini tujuannya bukan untuk PAD. Berdasarkan Perda dan Perwali, kami ingin menata kabel udara terlebih dahulu. Soal pendapatan, itu nanti, karena regulasinya pun masih belum selesai,” ujar Asep, Senin (14/7/2025) sore.
Terkait keterlambatan pemasangan tiang, Asep menyebutkan beberapa kendala, salah satunya adalah proses koordinasi dengan pemilik kabel untuk penataan ulang. Ia juga menyinggung bahwa kebijakan pemasangan tiang ini tergolong baru secara nasional, sehingga belum ada yurisprudensi sebagai acuan.
“Pemasangan tiang ini pada 2022-2023 belum berjalan optimal karena regulasinya belum beres. Di Indonesia belum ada contoh sebelumnya, jadi kami juga masih meraba-raba,” jelasnya.
Menurut Asep, hingga kini sekitar 200 tiang sudah terpasang, dan pihaknya berencana menambah jumlah pemasangan dalam waktu dekat. Namun, ia mengakui bahwa sebagian besar tiang belum digunakan secara maksimal dan beberapa bahkan dinilai mubazir.
“Kalau tidak dipasang saya salah, dipasang pun ya tetap perlu. Karena kabel kami juga butuh jalur. Jadi, kalau ada isu mubazir, memang bisa dibilang mubazir kalau dibiarkan begitu saja,” katanya.
Sebanyak 60 persen tiang yang ada saat ini digunakan untuk kebutuhan jaringan antar-SKPD. Pihaknya juga menyadari keterbatasan dalam mengerjakan proyek ini, sehingga hanya mengadakan sekitar 500 tiang untuk tahap awal.
“Kami memang tidak mengadakan terlalu banyak, karena sadar akan keterbatasan waktu dan perlunya mendengar suara dari para operator,” ucap Asep.
Asep menyebutkan bahwa spesifikasi tiang sudah disesuaikan dengan standar milik Indosat agar tahan hingga lebih dari 10 tahun. Ke depan, jika ada dukungan anggaran, tiang-tiang ini bisa digantikan dengan jaringan bawah tanah dan tiang eksisting bisa dipindahkan ke kawasan perumahan.
“Kami juga membuka kemungkinan kerja sama dengan Telkom, karena mereka sudah punya jaringan di perumahan. Kalau nanti rezeki dari Pemko memungkinkan, bisa saja kabel ditanam di bawah tanah dan tiang-tiang dipindahkan,” pungkasnya.