KBK News, NAIROBI–Scarface, salah satu singa paling ikonik di Cagar Alam Nasional Maasai Mara, Kenya, lahir pada tahun 2007 dan menjadi legenda sabana.
Namanya berasal dari bekas luka mencolok di mata kanannya, hasil dari salah satu pertempuran sengit yang ia hadapi. Sepanjang hidupnya, Scarface membangun reputasi sebagai penguasa yang tak tergoyahkan—bertanggung jawab atas kekalahan sekitar 400 hyena, 130 singa jantan, dan bahkan seekor kuda nil dewasa dalam satu konfrontasi yang langka. Ia juga pernah terlihat mengusir buaya dari wilayahnya, menunjukkan dominasinya yang mutlak.
Pada tahun 2012, ia mengalami cedera serius pada mata kanannya setelah bertarung dengan singa alfa lain. Meski penglihatannya terganggu, ia tetap mempertahankan kekuasaannya bersama saudara-saudaranya, Sikio, Hunter, dan Morani.
Berbeda dengan kebanyakan singa jantan yang jarang hidup lebih dari 12 tahun di alam liar, Scarface menentang segala rintangan dan bertahan hingga usia 14 tahun. Ia menghembuskan napas terakhirnya dengan tenang pada Juni 2021, tanpa gangguan dari pemburu atau konflik dengan manusia—sesuatu yang langka bagi seekor singa dengan statusnya.
Kepergiannya menandai berakhirnya sebuah era. Scarface tetap dikenang sebagai salah satu raja sabana terhebat, menginspirasi film dokumenter serta ribuan pengagumnya di seluruh dunia.
Penulis*/ Editor Iyus Sumber : IG @wissenlab