MARTAPURA – Sebelum Keraton Kesultanan Banjar dibumihanguskan tentara kolonial Belanda sejumlah harta dan barang berharga dirampas atau dijarah, berikut daftarnya, Selasa (4/10/2022).
Sejumlah barang berharga milik Kesultanan Banjar yang dirampas kolonial Belanda masih berada di negeri kincir angin tersebut. Saat ini Pemerintah Belanda berencana akan mengembalikan harta jarahan di masa Perang Banjar dan satu diantaranya berlian milik Sultan Adam yang kini masih dipajang di Rijksmuseum Amsterdam.
Rencana pengembalian harta rampasan perang tersebut mendapat tanggapan positif oleh sebagian besar masyarakat Banjar dan juga keturunan Raja Banjar seperti Pangeran Yusuf Isnendar atau akrab disapa Pangeran Cepi.
Menurut Pangeran Cepi, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah pihak di Belanda dan termasuk para jurnalis dari NRC Media yang bermarkas di Kota Amsterdam.
“Kemarin para jurnalis NRC Media sudah menanyakan langsung kepada saya mengenai peristiwa sejarah perampasan sejumlah barang berharga Kesultanan Banjar pada saat Perang Banjar. Kepada awak media dari Belanda tersebut saya sampaikan banyak barang berharga yang dirampas, seperti emas dan sejumlah permata,” jelas Pangeran Cepi yang merupakan generasi ke – 4 Raja Banjar, Pangeran Hidayatullah ini, Selasa (4/10/2022).
Pada kesempatan ini Pangeran Cepi membeberkan daftar sejumlah barang berharga milik Kesultanan Banjar yang dirampas oleh tentara kolonial Belanda. Menurut Cepi, Keraton Banjar dibumihanguskan pada tanggal 11 Juni 1860 oleh Kerajaaan Hindia Belanda. Padahal dalam kontrak Kesultanan Banjar dengan Kerajaan Hindia Belanda dinyatakan secara tegas sebagai “ cen wettig en onstertelijk lean “(suatu negara vazai yang sah dan abadi )
“Sebelum Keraton Kesultanan Banjar dibakar oleh tentara Kerajaan Hindia Belanda, mereka menyita atau merampas isi Keraton Banjar,” ungkapnya.
Dari data yang sempat dihimpun yang disita atau dirampas, beber Pangeran Cepi, yakni Kursi (Singgasana) Kerajaan berlapis emas dengan nama “De Troon van Sultan Adam”, Mahkota dari emas bertahtakan berlian dan batu mulis dengan nama ” De Kroon ven Sultan Adam”, Intan 120 karat, 103 karat, 83 karat, 70 karat, 40 karat, dan 30 karat, Sejumiah uang emas dan perak. Kemudian juga, Payung tinggi salut emas, Payung ubur-ubur.
Keris Naga, Keris Baru Lembah Panduk bertabur intan.
Masih ada juga yang lain yang sempat tercatat, ungkap Pangeran Yusuf Isnendar, yaitu Tombak si Maruta,Tombak Kala Barcu, Tombak si Sasa,Tombak KalontakaTombak si Macan,Teming Emas,Teming Perak. Gong Menah, Gamelan si Rarancakan.
Batung Pakasan Nabi, Marjan si Gantar Bumi,Bokor emas,Paludahan emas.
“Menurut berita sejarah barang barang tersebut sebagian ada di Museum Gajah (Museum Nasional) di Jakarta dan sebagian dibawa ke Negeri Belanda,” pungkas Pangeran Cepi.