Site icon Kantor Berita Kalimantan

Selama Januari 2024 Kasus DBD di Kalsel Capai 900 Kasus! 8 Diantaranya Meninggal Dunia

Ilustrasi nyamuk demam berdarah. (Foto : Istimewa)

KBK.News, BANJARMASIN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Selatan, melaporkan bahwa hingga 25 Januari 2024, angka kasus Demam Berdadah Dengue (DBD) di Kalsel mencapai 900 dan 8 diantaranya menyebabkan meninggal dunia, Jumat (26/1/2024).

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, dr Diauddin, melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Anhar Ihwan. Ia mengatakan, jumlah kasus ini memang terjadi selama Januari 2024 melalui laporan seluruh kabupaten/kota.

“Ini data yang masuk ke kami dan nanti silahkan singkronisasi dengan data di kabupaten/kota,” ujar Anhar Ihwan.

Melalui data tersebut, lanjut Anhar, urutan tertinggi kasus DBD di Kalsel hingga 25 Januari 2024 masih dipegang Kabupaten Banjar 220 kasus dengan angka kematian 1 kasus.

Kedua, Hulu Sungai Tengah (HST) 155 kasus dan 1 kasus kematian. Urutan ketiga adalah Tanah Laut, dengan total 148 kasus ditambah 2 kasus kematian.

Sementara, seperti Banjarmasin sekitar 8 kasus, Banjarbaru sebanyak 106 kasus, Barito Kuala (Batola) 5 kasus, Balangan 41 kasus, Hulu Sungai Selatan (HSS) 80 kasus, Hulu Sungai Utara (HSU) 20 kasus 1 meninggal dunia, Kotabaru tercatat 20 kasus.

Selanjutnya, Kabupaten Tapin sebanyak 89 kasus dengan menyumbang angka kematian 3 kasus, dan Tabalong sekitar 7 kasus. Sedangkan, Tanah Bumbu (Tanbu) tercatat belum melaporkan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

“Jadi, kalau kita totalkan per 25 Januari 2024 sebanyak 900 kasus dengan total angka kematian 8 kasus,” bebernya.

Data Januari 2023 lalu, DBD di Kalsel tak mencapai 80 kasus. Jika dilakukan rekapitulasi Januari – April 2023, masih tinggi Januari 2024. Di mana, total yang terkena DBD tercatat berkisar 672 kasus. Tak sampai disitu, selama 2022 lalu angka DBD sebanyak 764 kasus. Artinya, awal tahun ini, BDB dianggap meningkat.

Anhar menjelaskan, Fogging efektif membunuh nyamuk dewasa. Tapi, yang jadi masalah sebenarnya adalah jentiknya itu harus dimusnahkan lebih dahulu agar memutus tumbuh kembang dari nyamuk (aedes aegypti).

“Jadi, tak hanya dilakukan di rumah saja, melainkan bersama-sama kompak penguras air tergenang yang memicu nyamuk aedes aegypti bertelur. Termasuk di pot bunga, serta sampah menggenang yang bisa menjadi sarang mereka,” ungkapnya.

Oleh karena itu, ia mengimbau, apabila mendapati orang dengan gejala demam yang berlangsung selama tiga hari, maka harus segera dibawa ke Puskesmas untuk mendapat penanganan. Namun apabila sudah parah, harus cepat-cepat di bawa ke rumah sakit terdekat.

“Kalau sudah ada tanda-tandanya panas dalam 3 hari (turun naik) langsung di bawa saja sebagai langkah antisipasi,” tutupnya.

Exit mobile version