Seminar Nasional ULM, Rocky Gerung Sentil Pemimpin yang Kehilangan Nalar
KBK.News, BANJARMASIN — Rumah Intelektual menggelar Seminar Nasional bertajuk “Moralitas dan Masa Depan Kebangsaan: Merawat Nalar di Tengah Krisis Zaman” di Gedung Serbaguna Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Jumat (24/10/2025).
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber nasional, di antaranya Rocky Gerung, pengamat politik yang dikenal kritis terhadap isu kebangsaan; Dr. Tony Rudyansjah, Ph.D, akademisi; serta Virdian Aurellio Hartono, S.IP, aktivis muda yang memberikan perspektif generasi baru dalam menjaga moralitas dan nalar publik.
Seminar ini menjadi wadah diskusi intelektual bagi mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum untuk merespons tantangan moral serta krisis nalar di tengah situasi sosial-politik yang kompleks. Para narasumber diharapkan dapat menginspirasi peserta untuk berpikir kritis, rasional, serta tetap berpegang pada nilai-nilai kebangsaan.
Dalam penyampaiannya, Rocky Gerung menegaskan pentingnya pemimpin yang memiliki kesadaran global.
“Pemimpin Banjarmasin, pemimpin Kalimantan, pemimpin Indonesia Tenggara Barat, pemimpin Indonesia, dan pemimpin Asia semuanya harus memahami isu-isu dunia. Kita hidup dalam dunia yang saling terhubung dengan berbagai isu global,” ujarnya.
Ia menyoroti salah satu isu penting yaitu keamanan dunia atau global security.
“Ketegangan terjadi di berbagai tempat, potensi perang ada di mana-mana. Namun demikian, perdamaian harus selalu diucapkan dan diperjuangkan. Indonesia sejak awal didesain untuk ikut serta menjaga perdamaian dunia,” tegasnya.
Menurut Rocky, bangsa Indonesia kini diuji secara moral: sejauh mana mampu berkontribusi terhadap perdamaian dunia.
“Jika kita benar-benar menginginkan perdamaian, maka kita harus berkontribusi kepada BBB, karena lembaga itu dibentuk untuk menjadi pengasuh perdamaian dunia setelah Perang Dunia II. Dana perdamaian BBB seharusnya bersumber dari negara-negara yang sungguh-sungguh menginginkan perdamaian,” tambahnya.
Selain menghadirkan dialog intelektual, seminar ini juga memberikan manfaat bagi peserta, seperti lunch box, e-sertifikat, serta kesempatan berdiskusi langsung dengan para narasumber nasional.
Tiket dibuka terbatas dengan harga Rp60.000 untuk mahasiswa FISIP ULM dan Rp75.000 untuk umum.
Kegiatan ini turut didukung oleh sejumlah pihak, antara lain Maxim, Wardah, Ketemu Studio, Delta Event, serta beberapa organisasi mahasiswa di lingkungan kampus ULM. Dukungan ini menunjukkan komitmen bersama dalam membangun ruang berpikir kritis dan moralitas publik di tengah krisis zaman. (Masruni)
