Siapa Sangka, Brian May Gitaris Queen Ternyata juga Doktor Astrofisika
KBK.News,LONDON – Di atas panggung, dia dikenal sebagai sosok flamboyan dengan rambut ikal legendaris dan solo gitar yang menggetarkan dunia.
Namun di balik gemuruh musik rock, Brian May, gitaris utama band Queen, menyimpan sisi lain yang tak kalah mengagumkan: ia adalah seorang ilmuwan bergelar doktor astrofisika.
Brian Harold May, lahir di London pada 19 Juli 1947, bukan hanya salah satu ikon musik rock dunia, tapi juga salah satu dari sedikit musisi yang berhasil menjembatani dunia seni dan sains secara luar biasa.
Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di bidang fisika dan matematika di Imperial College London — institusi pendidikan yang prestisius di Inggris.
Sebelum Queen mencapai puncak kejayaan, May telah memulai studi doktoralnya mengenai debu kosmik antarplanet.
Namun, kesuksesan luar biasa band Queen di tahun 1970-an membuatnya menunda penelitian demi tur dunia dan rekaman album legendaris seperti A Night at the Opera dan News of the World.
Puluhan tahun kemudian, setelah kehilangan sahabat dan rekan seband-nya, Freddie Mercury, May kembali ke dunia akademik.
Pada tahun 2007, ia menyelesaikan disertasi doktoralnya berjudul A Survey of Radial Velocities in the Zodiacal Dust Cloud dan resmi menyandang gelar PhD di bidang astrofisika.
May juga turut menulis buku sains populer Bang! – The Complete History of the Universe, bersama dua ilmuwan ternama, Sir Patrick Moore dan Chris Lintott. Di luar itu, ia dikenal aktif sebagai aktivis kesejahteraan hewan dan lingkungan, menjadikan sosoknya inspirasi lintas disiplin.
Dengan kejeniusan yang terpancar baik di ujung fret gitar maupun teleskop langit, Brian May membuktikan bahwa tidak ada batas antara seni dan sains. Dalam dirinya, dua dunia besar itu bertemu dan berpadu dengan harmoni yang nyaris sempurna.