KBK.News, BANJARMASIN — Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Banjarmasin Drs H Mukhlis Takwin SH MH mengakui acara Silaturahmi pengurus Komunitas Sepeda Tua (KOSTI) dan Sepeda Antik Banjarmasin (SABAN) dihentikannya.
Saat ditemui di SMAN 5 Banjarmasin , Senin (25/11/2024) Mukhlis Takwin menegaskan pihaknya tidak ingin terseret arus politik pilkada serentak 2024 saat ini.
Menurutnya saat itu Hasan Zainuddin ataun dikenal sebagai Paman Anum di akun Facebook saat foto bersama pelajar mengangkat tangan dan jarinya dengan simbol salam lestari.
“Saya tidak ingin terseret arus politik atau opini saat ini, karena Pilkada serentak 2024 tengah memanas. Apalagi pelajaran kelas 12 sudah berusia 17 tahun boleh memilih,” tegasnya.
Dengan demikian dia tidak ingin salam hijau itu, akan menjadi penilaian lain dari masyarakat.
Karenanya dia langsung menghentikan acara tersebut dan meminta semuanya tidak mengupload di media sosial.
Sebab makna dari foto itu dari masyarakat pasti berbeda, sehingga pihaknya tidak ingin salah persepsi dari masyarakat karena gambar itu punya seribu makan meski tanpa narasi.
Mukhlis menyatakan setuju saja dengan penggunaan simbol tapi waktunya salah, makanya dia menegaskan anak didiknya dilarang berfoto seperti itu.
Apalagi baju pelajar berwarna kuning, sementara paslon itu sendiri juga alumni Sekolah Kepsek ini dulunya.
Menurutnya, Hasan sendiri yang lupa kalau sekarang jelang masa tenang Pilkada, meski acara itu ditegaskan tidak ada hubungannya dengan politik. “Dia sendiri minta maaf lupa kalau sekarang lagi masa Pilkada,” terang Mukhlis.
Sebelumnya diceritakan Kepsek SMAN5 Banjarmasin ini bahwa ada surat masuk dari KOSTI dan SABAN terkait silaturahmi, Kamis lalu.
Kemudian pada Jumat tadi disetujui sesuai jadwal pukul 07.30 Wita, namun malah ada foto bersama pakai simbol jari salam lestari dengan arti hubungan manusia dengan Tuhan.
Edukasinya juga bagus terhadap pelajar agar pergi ke sekolah menggunakan sepeda terutama siswa kelas 10 dan 11 yang belum dewasa alias belum waktunya pakai kendaraan bermotor.
“Ternyata mereka datang terlambat, sedangkan siswa sudah masuk pelajaran sekolah pukul 08.00 Wita.”ujarnya .
Awalnya komunitas diperbolehkan waktu 15 menit tidak lebih dari itu. “Mereka datang telat jadwal pukul 08.30 Wita hingga mengganggu jam pelajaran siswa, ini sudah tidak sesuai.
Silaturahmi pun diperbolehkan namun malah berujung foto bersama dengan simbol jari tersebut,”pungkas Mukhlis Takwin
Penulis/Editor Iyus