Jakarta, Adira Insurance melakukan studi pemetaan profil keselamatan jalan untuk keselamatan berkendara dan menekan angka kecelakaan di jalan, Kamis (1/4/2021).
Pembatasan aktivitas akibat pandemi Covid-19 menimbulkan dampak negative yang luas terhadap berbagai sektor secara nasional maupun global. Kebijakan social distancing (jaga jarak dan menghindari kerumunan) yang diterapkan di seluruh dunia telah menurunkan aktivitas dan pergerakan masyarakat secara drastis di seluruh kota, termasuk di Indonesia. Terjadi penurunan yang signifikan pada volume kendaraan di jalan dan jumlah penumpang pada berbagai moda transportasi umum. Hal ini yang juga menyebabkan turunnya angka kasus kecelakaan lalu lintas di jalan raya sepanjang 2020. Menurut Polda Metro Jaya Bidang Lalu Lintas, pada masa pandemi Covid-19, jumlah kasus kecelakaan lalu lintas (lakalantas) pada sepanjang 2020 menurun hingga 7.565 kasus. Meskipun angka ini turun dari angka sebelum pandemi, namun masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan penurunan volume kendaraan di jalan raya dan kasus kecelakaan yang hanya turun 15% atau 8.877 kasus dibandingkan tahun 2019..
Data tersebut menunjukkan bahwa risiko kecelakaan lalu lintas tidak hanya bergantung pada situasi lalu lintas. Menurut data Kepolisian yang dihimpun oleh Kominfo (2017), rata-rata 3 orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan jalan di Indonesia. Data yang sama menyatakan 3 penyebab utama kecelakaan lalu lintas antara lain; faktor manusia (61%), yang berkaitan dengan kemampuan serta karakter pengemudi, faktor prasarana dan lingkungan (30%), dan faktor kendaraan (9%). Salah satu penyebab utama kecelakaan lalu lintas adalah perilaku pengemudi yang tidak aman. Melihat tingginya angka fatalitas kecelakaan lalu lintas, PT. Asuransi Adira Dinamika Tbk (Adira Insurance) menyadari pentingnya meningkatkan kepedulian masyarakat akan keselamatan jalan.
Wayan Pariama, Direktur Adira Insurance, mengungkapkan “Adira Insurance menggagas program CSR “I Wanna Get Home Safely” (IWGHS). Program ini menurutnya sebuah kampanye yang menggaungkan pesan keselamatan jalan bagi masyarakat luas di Indonesia.
“Program ini sudah berjalan lebih dari 10 tahun tujuannya untuk meningkatkan kesadaran berperilaku aman dan selamat. Untuk itu diperlukan edukasi keselamatan berkendara dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para pengguna jalan,” jelasnya.
Salah satu program dalam IWGHS, kata Wayan, yakni Indonesia Road Safety Award (IRSA). IRSA merupakan penghargaan kepada Pemerintah Kota dan Kabupaten yang memiliki penerapan tata kelola keselamatan jalan terbaik di Indonesia. IRSA sendiri digagas dengan tujuan menurunkan angka kecelakaan dan fatalitasnya di Indonesia dengan mengajak masyarakat dan berbagai pihak lainnya untuk peduli terhadap keselamatan jalan.
Tahun ini Adira Insurance menyesuaikan dengan situasi pandemi Covid-19, dengan melakukan beberapa penyesuaian dalam pelaksanaan IRSA demi mengutamakan keselamatan dan keamanan seluruh peserta. Selain itu juga guna mendukung instruksi Pemerintah dalam mengurangi risiko penyebaran virus Covid-19. Meski demikian, hal ini tidak menyurutkan komitmen Adira Insurance untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berperilaku selamat saat berada di jalan.
“Sebagai bagian dari komitmen ini, Adira Insurance melakukan studi pemetaan profil keselamatan jalan di 15 kota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia melalui Road Safety Behavior Research. Hal ini berbeda dengan program IRSA sebelumnya, sebab riset tahun ini berfokus pada perilaku berkendara masyarakat Indonesia yang mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap, dan perilaku,”tegasnya.
Kemudian Wayan Pariama menyatakan, bahwa keselamatan jalan merupakan tanggung jawab bersama. Kesadaran dan perilaku mengemudi yang aman sangat penting. Hal ini harus menjadi perhatian oleh semua pihak, karena itu pihaknya senantiasa berkomitmen untuk dapat berkontribusi dalam mendukung dan menggalakkan peningkatan keselamatan jalan di Indonesia.
Direktur Adira Insurance, ini juga memaparkan, pada project IRSA sebelumnya, Adira Insurance melihat implementasi program keselamatan jalan di pemerintah kota dan kabupaten serta persepsi masyarakatnya. Sedangkan riset tahun ini berfokus pada aspek berbeda yaitu perilaku masyarakat itu sendiri. Riset ini dilakukan dalam periode 3 bulan sejak Oktober 2020. Riset dilakukan berdasarkan 1.500 responden yang tersebar di 15 Kota besar di Indonesia, yaitu; DKI Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Medan, Padang, Palembang, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, dan Makassar.
Hasil riset menunjukkan bahwa rata-rata indeks keselamatan berkendara di Indonesia mencapai 76%. Nilai tersebut didapat dari aspek pengetahuan/knowledge mencapai 87%, aspek sikap/attitude mencapai 83% serta aspek perilaku/behavior memiliki indeks terendah yaitu 58%.
Pada bagian akhir Wayang menyampaikan harapannya agar riset ini yang pihaknya lakukan dapat membantu mendefinisikan indeks keselamatan berkendara dari pemetaan profil berkendara masyarakat Indonesia. Hal itu dilakukan dengan mengukur risiko dari perilaku masyarakat Indonesia di jalan. Risiko dalam temuan ini tentunya harus dikelola untuk dapat mewujudkan keselamatan jalan.
“Kami juga berharap riset ini dapat menjadi inspirasi maupun referensi bagi Pemerintah, komunitas, lembaga swadaya masyarakat, pihak swasta lainnya dan masyarakat untuk menerapkan sistem tata kelola keselamatan jalan yang lebih baik di Indonesia,” tambah Wayan.
Untuk menyampaikan hasil kajian ini ke seluruh lapisan masyarakat, Adira Insurance menggelar webinar bertajuk Indonesia Bangkit: Pulihnya Mobilitas dan Tingkatkan Kesadaran Berperilaku Aman dan Selamat Saat Berada di Jalan, Selasa (30/3/2021). Webinar ini juga dihadiri AKBP Danang Sarifudin, SIK selaku Kasi Produk Dikmas Ditkamsel Korlantas Polri, Rohmat Purnadi selaku Head of Business Digest, Wayan Pariama, Head of Government Relations Adira Insurance, dan Darmaningtyas, Ketua INSTRAN (Institut Studi Transportasi).
“Kami berharap webinar ini dapat membangun kembali kesadaran masyarakat akan pentingnya berperilaku aman dan selamat saat di jalan, terutama saat ini seiring dengan pulihnya mobilitas pasca pandemi. Oleh sebab itu, kami menggandeng pakar-pakar ahli dalam merumuskan penerapan keselamatan jalan dan mewujudkan keselamatan berkendara yang semakin baik dari waktu ke waktu di Indonesia,” pungkas Wayan.
Sekilas Tentang Adira Insurance
Pada tanggal 28 November 2019, Zurich Insurance Company (ZIC) menuntaskan proses akuisisi 80% PT Asuransi Adira Dinamika Tbk (Asuransi Adira). Dengan akuisisi ini, Zurich Indonesia kini melayani nasabah pada segmen asuransi Jiwa dan P&C melalui PT Zurich Topas Life (ZTL) dan PT Asuransi Adira Dinamika (Asuransi Adira). Melalui jaringan distributor (agen, broker dan mitra bank), ZTL menawarkan produk perlindungan dan perencanaan keuangan yang komprehensif.
Asuransi Adira menyediakan produk dan layanan konvensional dan berbasis syariah dengan produk utama asuransi kendaraan bermotor (Autocillin dan Motopro).
Zurich Insurance Group (Zurich) adalah perusahaan asuransi multi-line terkemuka yang melayani Nasabah di pasar global dan lokal. Dengan sekitar 55.000 karyawan, Zurich menyediakan berbagai produk asuransi umum, serta produk dan layanan asuransi jiwa di lebih dari 215 negara dan wilayah.