KBK.NEWS PALANGKARAYA – Tari Kinyah Mandau Hatue, sebuah mahakarya seni tradisional Suku Dayak, bukan sekadar pertunjukan tari biasa, tetap m jadi simbol keberanian dalam perang.

Tari Kinyah Mandau Hatue merupakan salah satu seni tari yang luar biasa yang biasa dimainkan Suku Dayak di Kalteng. Kesenian ini merupakan perpaduan dinamis antara bela diri, keterampilan perang, dan elemen teatrikal, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari warisan budaya hampir seluruh komunitas Dayak di Kalimantan.

Nama ‘Kinyah Mandau Hatue’ sendiri sarat makna. ‘Kinyah’ merujuk pada gerak refleks atau spontan, sementara ‘Mandau’ adalah properti utama yang digunakan, dan ‘Hatue’ menandakan tarian ini khusus ditarikan oleh kaum laki-laki. Dalam penampilannya, penari mengenakan properti khas seperti mandau (senjata tradisional Dayak), talawang (perisai), dan iringan musik dari garantung.

Inspirasi utama tari ini berasal dari sosok pahlawan perang legendaris Dayak Ngaju, Tambun Bungai. Menurut penelitian Russela dalam ‘Makna Tari Kinyah Mandau Hatue Suku Dayak Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah’, Tambun Bungai adalah keturunan langsung dari Sempung dan Nyai Nunyang, leluhur Suku Dayak Ngaju yang dipercaya hidup sejak abad ke-5.

BACA JUGA :  Palangka Raya Tidak Izinkan PTM

Tambun Bungai dikenal karena jasanya dalam menjaga keamanan, melindungi wilayah, dan mempertahankan kehormatan tanah leluhur dari serangan musuh. Tari Kinyah Mandau Hatue dengan apik merepresentasikan budaya dan kecakapan bertempur masyarakat Dayak di bawah kepemimpinannya.

Lebih dari sekadar seni pertunjukan, Tari Kinyah Mandau Hatue adalah representasi nilai-nilai patriotisme dan keberanian ‘Hatue’ (laki-laki) Dayak dari Kalimantan Tengah. Tarian ini melambangkan kesiapan mereka dalam membela suku dan bangsanya tanpa rasa takut atau putus asa. Setiap gerakan yang dimainkan dengan piawai juga menunjukkan keterampilan tinggi dalam menguasai senjata tradisional Dayak.

Tarian ini menjadi pengingat bagi generasi penerus untuk senantiasa menjaga, melindungi, dan mempertahankan harga diri serta kehormatan ‘Bumi Tingang Menteng Panunjung Tarung’.

Sumber : MC Kalteng