MUARA KOMAM – Sejumlah ternak sapi dari Provinsi Kalsel ditolak masuk wilayah Provinsi Kaltim terkait wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) yang terjadi di Kalsel, Selasa (14/6/2022).
Jelang Hari Raya Idul Adha 1443 H permintaan terhadap ternak sapi kurban meningkat di hampir seluruh wilayah Indonesia. Karena itu sejumlah sapi untuk kebutuhan ibadah kurban didatangkan dari sejumlah daerah ke daerah lainnya untuk memenuhi ketersediaan sapi dan juga kambing.
Hal ini juga terjadi di wilayah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sehingga pasokan ternak sapi baik untuk kebutuhan masyarakat rutin maupun guna ibadah kurban.
Terkait hal tersebut sejumlah sapi dari wilayah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dikirim untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kaltim. Namun, sejak merebaknya wabah PMK yang terjadi pada sejumlah sapi, maka di Kalsel, maka larangan masuknya sapi dari wilayah Kalsel ke Kaltim diberlakukan.
Penolakan terhadap masuknya sapi dari Kalsel tersebut telah dikeluarkan Gubernur Kaltim, Isran Noor dalam bentuk surat edaran.
Hal tersebut disampaikan Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Paser, drh Alhabib. Karena itu, di perbatasan antara Kalsel dan Kaltim ada 2 lokasi check point untuk di Muara Komam, Kabupaten Paser.
Terkait hal itu, ungkap Alhabib, beberapa hari yang lalu pihaknya terpaksa menolak masuknya puluhan ekor sapi dari Kalsel. Menurutnya sebanyak 21 ekor sapi datang dari Kalsel melintasi cek poin di Muara Komam. Namun, petugas meminta agar sapi yang masuk wilayah ke wilayah Kaltim tersebut segera dibawa keluar wilayah Kaltim atau putar balik.
Menurut Alhabib, salah satu alasan utama penolakan masuknya sapi tersebut, yakni sebagai upaya pencegahan penularan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Sebab, berdasarkan data yang pihaknya miliki sejumlah sampai di Kalsel dan Kalbar telah terkonfirmasi positif PMK.
“Beberapa hari lalu ada yang mencoba lewati cek poin kami di Muara Komam dengan membawa 21 ekor. Tapi pas kami cek ya kami suruh kembali, karena memang nggak boleh,” pungkasnya.