Terungkap ini alasan sebagian pedagang Pasar Bauntung Banjarbaru tetap bertahan di pasar yang lama dan menolak membuka lapak di pasar yang baru, Minggu (28/2/2021).
Sejumlah pedagang yang terpaksa ikut relokasi dari Pasar Bauntung Banjarbaru yang lama ke Pasar Bauntung yang baru mengeluhkan sepinya pembeli di pasar yang baru tersebut. Karena itu sebagian pedagang ada memilih bertahan dan ada juga kembali membuka lapak di Pasar Bauntung yang lama.
Hj Siatun yang punya 2 kios di Pasar Bauntung yang lama mengatakan, ia bersama keluarga sudah mencoba ikut pindah ke Pasar Bauntung yang baru di Jln RO Ulin, Loktabat Banjarbaru. Tetapi, setelah berjualan selama 5 hari terpaksa kembali ke Pasar Bauntung yang lama akibat sepinya pembeli.
“Di Pasar Bauntung yang baru, hasil penjualan saya paling Rp 15 ribu sampai Rp 40 ribu perhari. Sedangkan di pasar sini (Pasar Bauntung lama) saya dapat sampai Rp 3 juta perhari,” jelasnya, Minggu (28/2/2021).
Kalau perolehan hanya Rp 40 ribu sehari, kata Hj Siatun, bagaimana bisa mencukupi kebutuhan keluarga besarnya dan membiayai anak sekolah serta kuliah. Perempuan ini juga mengaku ia dipaksa dan terpaksa pindah, karena sebagai masyarakat kecil tidak berdaya.
“Saya dipaksa dan terpaksa pindah karena tidak punya pilihan lain,” tegas Hj Siatun.
Berbeda dengan Hj Siatun, pedagang lainnya Hariyadi mengaku bersedia pindah, namun sementara ia membagi dua usahanya. Sebagian di Pasar Bauntung yang lama dan sebagian lagi di Pasar Bauntung yang baru.
Hariyadi menegaskan, ikut pindah atau relokasi, karena tidak punya pilihan lain atau akan kehilangan lapak usaha. Hanya saja pria ini menyarankan agar Pemko kalau merelokasi dilakukan secara menyeluruh, termasuk PKL (pedagang kaki lima).
“Kalau total jumlah pedagang di Pasar Bauntung Banjarbaru yang lama ini sekitar 2000 orang, termasuk PKL. Kalau mau merelokasi lakukanlah seluruhnya,” ucapnya.
Video Pengakuan Para Pedagang
Ahmad Khair, pemilik kios di Blok M Pasar Bauntung Banjarbaru yang lama berbeda lagi pernyataannya. Pria ini mengaku belum mau pindah ke Pasar Bauntung yang baru, karena ia menunggu Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Arifin menemui dirinya dan para pedagang.
“Saya belum mau pindah, karena saya nunggu Pak Aditya datang, karena beliau pernah berjanji saat kampanye lalu tidak akan memindah pasar ini. Kami para pedagang punya rekaman videonya,” pungkas Ahmad Khair.