Kantor Berita Kalimantan

Tiga Kecamatan di Kabupaten Banjar Krisis Air Bersih Akibat Pipa PDAM Bocor

IMG 20181215 162127

Pipa PDAM Intan Banjar di Jalan Syarkawi Kembali Lagi Bocor, Akibatnya Lebih 10 Ribu Pelanggan di Tiga Kecamatan Mengalami Krisis Air Bersih, Yakni Kecamatan Sungai Tabuk, Gambut, Dan Kertak Hanyar (2/2/2020).

Sejak Kamis (30/1/2020) atau sudah 4 hari pasokan air bersih dari PDAM Intan Banjar tidak mengalir ke rumah para pelanggan. Hal itu akibat terjadinya kebocoran pipa di Jalan Gubernur Syarkawi, Kecamatan Gambut.

IMG 20200202 WA0013
Warga Beli Air Galon Hadapi Kesulitan Air Bersih

Kebocoran pipa dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Syarkawi ini sudah sering terjadi di sekitar lokasi yang sama dan seperti sudah menjadi langganan bocor. Sebab, selalu terulang kembali, dan mengakibatkan krisis air bersih di masyarakat.

Direktur Teknik PDAM Intan Banjar Said Umar ketika dikonfirmasi membenarkan, bahwa telah terjadi kebocoran pipa. Untuk itu pihaknya telah mengirim para pekerja untuk memperbaiki pipa yang bocor di Jalan Gubernur Syarkawi tersebut.

“Daerah yang terdampak meliputi Kecamatan Sungai Tabuk, Gambut, dan Kecamatan Kertak Hanyar,” jelasnya.

Dampak dari terhentinya pasokan air bersih ini lebih dari 10 ribu pelanggan PDAM Intan Banjar kesulitan air bersih atau bahkan krisis air bersih. Terlebih lagi para pemilik warung makan yang ada di 3 kecamatan terdampak.

Nurhasanah (33) seorang ibu rumah tangga mengatakan, 3 hari terakhir ia dan keluarga terpaksa harus membeli air galon.

“Saya bersama para tetangga disini terpaksa beli air galon untuk keperluan sehari-hari, bahkan untuk mandi. Andai ada mobil tanki air PDAM yang bagikan air kesini setidaknya tidak terlalu parah krisis air bersih ini,” ujar ibu rumah tangga yang juga pemilik warung di Sungai Tabuk (2/2/2020).

Sementara itu saat dipantau langsung di lapangan ada 2 titik kebocoran dengan jarak antar titik sekitar 500 meter. Menurut pekerja di lapangan pihaknya berusaha semaksimal mungkin mengatasi kebocoran, namun ada kendala.

“Kendalanya hidrolik untuk menyambung atau mengelas pipa rusak, dan tidak ada lagi. Jadi kita usahakan seadanya dulu,” ungkapnya.

Exit mobile version