Tradisi Pengantin Bausung Di Kalangan Masyarakat Banjar Semakin Langka Dan Budaya Ini Di Ambang Kepunahan Di Kalimantan Selatan (24/1/2020).
Bausung adalah salah satu budaya masyarakat Banjar dalam sebuah prosesi perkawinan. Pada prosesi bausung ini kedua pengantin atau mempelai (pasangan pengantin) diangkat ke bahu dan diarak keliling, serta diiringi alunan musik tradisional.
Untuk pengantin pria diusung dengan posisi mengangkang, sedangkan mempelai perempuan diusung dibahu dengan posisi menyamping. Kedua mempelai pengantin ini kemudian diarak diantara para undangan yang hadir.
Untuk semakin menarik, pada saat kedua mempelai ini diusung, diikuti juga dengan irama musik tradisional Banjar, bahkan juga ada tarian kuda gepang. Sayangnya, budaya dan tradisi khas masyarakat Banjar ini terancam punah.
Dikatakan terancam punah, karena sangat jarang ditampilkan atau digunakan pada acara perkawinan di jaman sekarang. Hal ini membuat para seniman seperti dari grup kuda gepang dengan pengantin bausungnya kehilangan kesempatan tampil.
Acukan (63), seniman kuda gepang di Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar mengatakan, untuk biaya menyewa grup kuda gepang tidak mahal. Menurutnya yang penting seni kuda gepang tetap bisa ditampilkan untuk menghibur masyarakat di pesta perkawinan Urang Banjar.
Kakek ini mengungkapkan, bausung adalah tradisi khas masyarakat Banjar yang sudah ada sejak jaman Kesultanan Banjar. Menurutnya, kalau di masalalu pengantin bausung hanya untuk para bangsawan dan kalangan saudagar kaya saja.
“Inti dari pengantin bausung adalah untuk menyampaikan pesan, bahwa satu pasangan telah resmi menjadi suami-isteri. Selain itu pasangan pengantin diperlakukan seperti pasangan raja dan ratu,” pungkasnya.