BANDA ACEH – UNHCR Indonesia, pastikan para pengungsi Rohingya yang terdampar di Desa Alue Buya Pasie Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen, Aceh, mendapatkan layanan kesehatan gratis mulai dari tes COVID-19 dan lainnya, Selasa (8/3/2022).
Hal tersebut disampaikan Communication Associate UNHCR Indonesia, Dwi Anisa Prafitria, melalui keterangan tertulisnya, Minggu (6/3/2022).
“Selain tes COVID-19 juga dilakukan pemeriksaan medis lainnya, karena kami mengutamakan kesehatan dari para pengungsi,” kata Dwi Anisa Prafitria.
Dwi menuturkan sejumlah 114 warga etnis Rohingya kembali terdampar di wilayah pantai Kuala Raja Desa Alue Buya Pasie Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen, sekitar pukul 02.00 WIB, Minggu (6/3/2022).
Menurut Dwi, para pengungsi ditempatkan di salah satu mushala oleh masyarakat setempat.
Dari 114 warga Rohingya tersebut terdapat 68 pria dewasa dan 21 perempuan dewasa serta 35 anak-anak.
Dwi mengatakan, saat ini staf UNHCR sudah berada di lokasi pengungsian dan terus melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait di Aceh untuk penanganan selanjutnya.
Sebagai Langkah awal, kata Dwi, UNHCR segera melakukan pemeriksaan COVID-19 sesuai dengan protokol yang berlaku.
“Jika nantinya ada yang hasil tesnya positif COVID-19 maka akan dikarantina secara terpisah,” ujarnya.
Tak hanya pemeriksaan kesehatan, kata Dwi, UNHCR juga menyediakan beberapa bantuan lain untuk kebutuhan para pengungsi Rohingya tersebut.
“Kami juga menyediakan bantuan seperti makanan, air minum, dan obat-obatan untuk para pengungsi,” kata Dwi.
Mengenai pemindahan pengungsi, pihaknya masih berkoordinasi dengan semua pihak terkait, sembari menunggu hasil tes COVID-19 mereka keluar.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyebut Myanmar adalah rumah bagi etnis Rohingya, yang sejak 2017 terpaksa menyelamatkan diri dari Rakhine State untuk menghindari kekerasan oleh militer negara itu.
Kini diperkirakan lebih dari satu juta warga Rohingya mendiami kamp-kamp pengungsi di Cox’s Bazar, Bangladesh, dan banyak diantara mereka melakukan migrasi ilegal melalui laut ke negara-negara tetangga, termasuk ke Indonesia.
“Oleh karena itu, Indonesia mendesak agar Myanmar, dengan bantuan negara ASEAN, dapat menyelesaikan akar permasalahan dengan tujuan agar repatriasi dapat dilakukan secara sukarela, aman, dan bemanfaat,” pungkas Retno.
Foto : dw.com