MARTAPURA, KBK.News – Videotron milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar yang berada di Simpang Empat Sungai Tabuk mengalami gangguan. Terpantau, seperempat bagian dari layar digital tersebut tidak menyala, menimbulkan perhatian dari masyarakat sekitar.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Banjar, H. Yudi Andrea, memastikan bahwa kondisi tersebut bukan kerusakan permanen, melainkan hanya gangguan sistem.

“Videotron itu tidak rusak, cuma error sistem saja. Namanya juga alat elektronik, kadang bermasalah terutama karena listrik,” ujar Yudi Andrea, Kamis (10/4/2025) siang saat dikonfirmasi di ruang kerjanya.

Ia menjelaskan bahwa videotron tersebut dipasang sejak awal tahun, dan memang beberapa kali mengalami gangguan, terutama saat musim hujan.

“Kadang disambar petir, masalah listrik, atau kesalahan format file yang dikirim. Tapi kita selalu berkomunikasi dengan pihak vendor,” tambahnya.

Lebih lanjut, Yudi menyebutkan bahwa saat ini teknisi dari vendor sedang berada di kampung halaman karena libur Idulfitri, sehingga perbaikan belum bisa dilakukan secepatnya.

BACA JUGA :  Penuh Kerusakan, Disdik Banjar Segera Perbaiki SDN Sungai Pinang Baru 2

Namun ia menegaskan, permasalahan tersebut sudah disampaikan dan segera akan ditindaklanjuti.

“Terakhir kita pantau juga di Sekumpul, sempat mati karena disambar petir. Tapi hal-hal seperti ini biasa terjadi. Kita rutin melakukan pengecekan ke lapangan setiap bulan,” jelasnya.

Saat ini, Pemkab Banjar memiliki empat unit videotron yang tersebar di beberapa titik strategis, yakni di Sekumpul, Simpang 4 Pasar Batuah, Simpang 4 Sungai Tabuk, dan di bundaran pancasila gambut.

Keempatnya, tutur Yudi, berfungsi sebagai media penyebaran informasi kepada masyarakat.

“Fungsi videotron sangat vital sekarang, jadi kita pastikan selalu dalam kondisi siap pakai,” tegas Yudi.

Untuk pemeliharaan, pemerintah daerah mengalokasikan anggaran sekitar Rp40 juta per tahun untuk keempat unit videotron tersebut.

Adapun nilai pengadaan satu unit videotron mencapai Rp1,5 miliar, sehingga total anggaran untuk keempatnya mencapai sekitar Rp6 miliar.

“Kami upayakan semua tetap berjalan baik, karena ini aset penting dalam mendukung penyebaran informasi publik,” tutupnya.