KBK.News, BANJARMASIN – Dunia seni rupa Indonesia kembali digemparkan dengan karya maestro asal Banjarmasin, Rochyat.
Lukisan bertajuk Tikus dalam Garuda menuai beragam interpretasi dari masyarakat, terutama karena simbolisme kuat yang terkandung di dalamnya. Karya ini viral di dunia maya setelah dipamerkan dalam pameran Maestro di Badry Gallery, Kompleks DPR Kalsel, Jalan Pramuka Km 6, Banjarmasin.
Pameran ini berlangsung dari 1 Januari hingga 18 Maret 2025, menampilkan 15 karya terbaik Rochyat.
Sebagai salah satu karya yang paling banyak dibicarakan, Tikus dalam Garuda memiliki nilai eksklusif di mata kolektor seni.
Menurut kurator pameran sekaligus pemilik Badri Gallery, Badri Hurmansyah, karya ini bukan hanya berbicara dari sisi estetika, tetapi juga memiliki makna mendalam yang membuatnya semakin berharga.
“Untuk karya Tikus dalam Garuda, saat ini kami amankan. Dari pihak gallery dan seniman, keberadaan karyanya belum bisa kami beritahukan lebih lanjut,” ungkap pria muda kelahiran Amuntai 1 Januari 1995 ini, akhir pekan tadi kepada KBK.News
Hal ini semakin menegaskan eksklusivitas lukisan tersebut, yang nilainya tidak hanya diukur dalam angka, tetapi juga dalam daya tarik dan pesan yang disampaikan.
Sebagai seorang seniman yang telah berkarya selama puluhan tahun, Rochyat mengaku banyak terinspirasi oleh maestro seni rupa Indonesia, Affandi. “Saya selalu mengagumi cara Affandi menangkap emosi dan energi dalam setiap sapuan kuasnya. Dia membiarkan perasaannya mengalir di atas kanvas, dan saya pun ingin melakukan hal yang sama,” ungkap Rochyat.
Pengaruh Affandi terasa dalam beberapa karyanya, terutama dalam penggunaan warna-warna ekspresif dan garis-garis dinamis yang menggambarkan emosi mendalam.
Lukisan Tikus dalam Garuda menjadi pusat perhatian setelah viral di media sosial.
Tak hanya mendapat apresiasi, karya ini juga memancing diskusi luas di berbagai platform. Di Twitter, akun @localprideindonesia menulis, “Lukisan ‘Tikus dalam Garuda’ ini adalah tamparan halus bagi realitas bangsa kita. Karya yang luar biasa dari seorang maestro!”
Sementara di Instagram, pengguna @senirupa_nusantara berkomentar, “Goresan detail, warna yang tegas, dan makna mendalam. Rochyat membuktikan bahwa seni bisa menjadi media refleksi sosial yang kuat.”
Di Facebook, akun komunitas Pecinta Seni Indonesia turut mengapresiasi, “Tak hanya indah, lukisan ini mengajak kita berpikir. Siapa tikus di dalam Garuda kita?”
Sementara itu, komentar lain dari pengguna @duniakritikmenyeni berbunyi, “Garuda tetap gagah, meskipun ada tikus di dalamnya. Sebuah pesan kuat dari seorang maestro.”
Menanggapi viralnya lukisan ini, Rochyat menyatakan, “Saya tidak pernah punya tujuan untuk viral, saya hanya menciptakan karya dengan totalitas. Namun, jika ini membantu seni rupa Banjar dikenal lebih luas, saya sangat bersyukur. Yang berbicara adalah karya saya, bukan saya,” ungkapnya.
Kurator pameran, Badri Hurmansyah, juga memberikan pandangannya. “Ketika kita mengamati karya ini, kita menemukan banyak makna yang terkandung. Ini bukan sekadar kritik, tetapi spirit bagaimana Garuda tetap gagah meskipun menghadapi tantangan.”jekas lulusan S2 ISI Solo
Badri yang keseharian nya adalah dosen di STKIP PGRI menegaskan bahwa viralnya lukisan ini adalah bukti bahwa Rochyat layak disebut sebagai seorang Maestro.
Wartawan KBK.News beruntung bisa langsung bertemu dengan sang maestro Rochyat dan kurator Badri Hormansyah dalam pameran ini.
Pameran ini juga menampilkan sesi diskusi bersama para pakar seni, termasuk Badri Hurmansyah dan akademisi dari berbagai universitas.
Tiket masuk pameran ini dibanderol Rp30.000 per orang.
Dengan antusiasme yang tinggi, “Maestro”. diprediksi menjadi salah satu acara seni terbesar tahun ini.
Para pencinta seni dan masyarakat umum diundang untuk menghadiri pameran ini dan merasakan sendiri kekuatan karya Rochyat dalam menyuarakan realitas sosial melalui seni.
Bagi yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut, pendaftaran kunjungan dapat dilakukan melalui akun Instagram @badrigallery atau media sosial penyelenggara pameran @badri.hurmansyah
Penulis /Editor Iyus