KBK.News, MARTAPURA – Polsek Sungai Tabuk melakukan tindak lanjut terkait viralnya video perkelahian di media sosial yang melibatkan pelajar di wilayah Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu, 21 September 2024, sekitar pukul 16.30 WITA di Jalan Gubernur Syarkawi, Desa Pematang Panjang.
“Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu, 21 September 2024, sekitar pukul 16.30 WITA di Jalan Gubernur Syarkawi, Desa Pematang Panjang,” ujar Kapolres Banjar AKBP M Ifan Hariyat melalui Kapolsek Sungai Tabuk Iptu Sumari, Selasa (24/9/2024).
Iptu Sumari menyampaikan, kronologis berawal pada hari Sabtu, 21 September 2024, piket Polsek Sungai Tabuk mendapatkan informasi tentang perkelahian yang menggunakan senjata tajam dan menyebabkan seorang korban mengalami luka-luka.
“Petugas segera mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), mengamankan barang bukti, dan mencari saksi-saksi. Korban, MY (15), seorang pelajar, dirawat di Rumah Sakit Islam Sultan Agung dengan luka robek di paha kiri, pinggang kanan, dan tangan kiri,” beber Sumari.
“Perkelahian ini berawal dari interaksi di media sosial, di mana korban dan tersangka, AAN (15), saling menantang melalui Instagram. Perkelahian terjadi di jembatan layang Sungai Tabuk dengan kedua belah pihak menggunakan senjata tajam jenis parang. Video perkelahian tersebut tersebar luas di media sosial, menarik perhatian publik.” lanjutnya lagi.
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa Barang bukti yang diamankan di lokasi kejadian meliputi dua bilah parang masing-masing sepanjang 61 cm dan 58 cm. Dan pada 22 September 2024, sekitar pukul 02.00 WITA, Polsek Sungai Tabuk berhasil mengamankan pelaku AAN.
Pelaku dijerat Pasal 80 Ayat (2) Jo Pasal 76C UU No.17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak dan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan.
Pihak kepolisian juga melakukan Tindakan Preventif, yakni pada hari Selasa, 24 September 2024, Polsek Sungai Tabuk menggelar pertemuan antara kedua belah pihak yang terlibat dalam perkelahian, dihadiri oleh orang tua, guru, dan tokoh masyarakat.
“Pertemuan ini bertujuan untuk mencegah tindakan lanjutan dan mengedukasi para pelajar terkait dampak negatif dari kekerasan,” sebutnya.
Polsek Sungai Tabuk akan melanjutkan proses hukum terhadap pelaku AAN, sesuai UU Sistem Peradilan Anak. Selain itu, pihak kepolisian masih mencari keberadaan dua individu lain, yaitu R dan N, yang diduga sebagai penggerak kelompok geng yang terlibat dalam perkelahian ini.
“Langkah preventif tersebut, seperti patroli wilayah dan koordinasi dengan pihak sekolah, juga akan terus dilakukan untuk mencegah insiden serupa terulang kembali,” tuturnya.
“Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan para orang tua dan peran aktif masyarakat dalam mencegah kekerasan di kalangan remaja,” pungkasnya.