Martapura – Mengenal makanan khas anak Banjar di era tahun 70 dan 80-an,khususnya ” Walatih Bepang ” yang kini mulai booming !
Mungkin ketika masih anak-anak anda pernah menikmati makanan ringan atau cemilan khas Banjar yang diberi nama Wadai Ilat Sapi, Talipuk dan Walatih Bepang ? Kalau anda pernah di masa itu menikmatinya sebagai makanan ringan,berarti usia anda sudah terbilang muda lagi atau dengan kata lain usia anda diatas 30 tahun.
Pada tahun 70 dan 80 – an makanan ringan ,cemilan atau kudapan (snack) tidak sebanyak setelah tahun-tahun tersebut, terlebih di Banjarmasin ,hingga daerah Hulu Sungai atau yang pada saat itu disebut Banua Lima. Dimasa itu kudapan atau cemilan anak-anak di Kalimantan Selatan (Banjar), diantaranya gula gait, gulali,apam, aneka permen, sasagun, tebu (manisan) yang dipotong-potong dan ditusukan ke lidi, Kacang tanah, Talipuk,hingga Walatih Bepang dan aneka buah lokal seperti jambu agung, jambu buih,serta lainnya. Sedangkan untuk jenis minuman belum ada air mineral yang dijual dalam kemasan,apalagi aneka jus. Sebab, yang tersedia cuma es kero, es lilin atau es wadai.
Jenis cemilan atau kudapan tersebutlah yang dulu dijual di sekolah – sekolah,mulai tingkat TK sampai SMA di Kalimantan Selatan. Kala itu belum ada yang namanya pentol ,ceker ayam ,aneka makanan ringan, minuman cepat saji seperti sekarang yang dijual dalam aneka sachet dan pilihan rasa. Kemunculan aneka kudapan (cemilan/snack) baru ini telah menggeser aneka kudapan khas masyarakat Banjar tersebut,sehingga langka di pasaran.
Kudapan Walatih Bepang salah satu jenis makanan ringan khas Banjar yang kini terbilang cukup langka. Kalau kita susuri dari seratus kios atau warung yang ada di Banjarmasin,belum tentu ada yang menjualnya. Berbeda dengan jenis kudapan yang datang dari luar Kalimantan Selatan yang hampir pada setiap kios dan warung tersedia. Namun, kini masih ada yang menggeluti usaha pembuatan Walatih Bepang dan hasilnya cukup lumayan. Misalnya, Muliani Warga Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar telah menjalankan usaha pembuatan jenis kudapan Walatih Bepang. Menurut dalam 6 bulan terakhir ia mengaku usahanya berjalan cukup lancar dan dalam sehari ia menghabiskan sebanyak 70 kilogram beras sebagai bahan baku pembuatan Walatih Bepang.
” Sekarang ini minat masyarakat Banjar terhadap Walatih Bepang cukup tinggi,sehingga hasilnya juga cukup lumayan. Ini mungkin,karena yang memproduksi Walatih Bepang juga tidak banyak,di Kabupaten Banjar mungkin saya saja,selebihnya ada di Banjarmasin dan Pleihari,” ujar Muliani (01/02/2018).
Pada kesempatan ini ia juga menceritakan usahanya dalam pembuatan aneka kudapan khas Banjar ,seperti aneka kerupuk dan keripik sudah berjalan sekitar 15 tahun. Sedangkan jumlah karyawan ada 20 orang dan sebagian besar adalah warga di sekitar pabriknya di Gambut.
” Untuk Walatih Bepang ini, baru enam bulan,tapi permintaannya naik terus setiap hari,” tandasnya.
Untuk pemasaran aneka kudapan khas Banjar ini dipasarkan sampai ke wilayah Hulu Sungai dan Provinsi tetangga Kalimantan Tengah, seperti , ke Kapuas dan Palangkaraya. Untuk wilayah Kalimantan Timur, dari Tanah Grogot, Balikpapan,hingga ke Kota Samarinda.