Walhi Kalsel Soroti Proyek Yang Menguruk Tanah di Sungai Veteran Banjarmasin
KBK.NEWS BANJARMASIN – Proyek peningkatan kapasitas Sungai Veteran di Kota Banjarmasin menjadi sorotan Walhi Kalsel dan mengingatkan pengurukan Sungai Veteran di Banjarmasin dapat menambah jejak buruk proses pembangunan terhadap lingkungan, Kamis (22/5/2025).
Hal tersebut disampaikan Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Selatan (Kalsel), Raden Rafiq Sepdian Fadel Wibisono dalam menyikapi proyek yang sedang dilaksanakan Kementerian PUPR melalui Dirjen Sumber Daya Air dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Banjarmasin.
Menurut Walhi Kalsel, ada beberapa hal yang harusnya menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan Proyek pembangun yang berdampak kepada masyarakat dan lingkungan.
“Pertama, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) ingin menekankan, bahwa pembangunan seharusnya didasarkan pada partisipasi publik dan tidak bertentangan dengan kaidah lingkungan. Proyek pembangunan juga tidak boleh berdampak buruk terhadap lingkungan. Walhi tidak anti pembangunan, namun perlu diingat bahwa pembangunan tidak boleh menimbulkan masalah baru, baik dari segi sosial, ekologi, maupun budaya,” jelas Rafiq kepada kbk.news dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/5/2025) sore.
Dalam konteks pembangunan di Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin, beber Rofiq, sering kali muncul pertanyaan di masyarakat sipil. Contohnya, Proyek Peningkatan Kapasitas Sungai Veteran di Banjarmasin, setiap pembangunan infrastruktur pasti akan menimbulkan dampak dan salah satunya adalah masalah material pembangunan.
Menurut Rafiq, ramainya atau viralnya masyarakat membicarakan pengurukan aliran Sungai Veteran menambah daftar tentang jejak buruk proses pembangunan.
“Karakteristik wilayah dan topografi lahan di Kalsel, khususnya Banjarmasin yang merupakan rawa, tentu saja sejak awal tidak sejalan dengan pengurukan tanah pada proyek itu, karena akan mengganggu sistem alami pengairan di sana,” ungkap Direktur Walhi Kalsel, Raden Rafiq.
Kemudian, ujar Rafiq, yang Kedua, dalam pembangunan, penting untuk melakukan analisis sosial dan analisis tata ruang yang komprehensif. Pembangunan yang berdampak pada publik tidak hanya harus hebat secara arsitektur, tetapi juga harus melibatkan banyak pihak, seperti akademisi, peneliti, dan warga, dalam upaya riset partisipatif.
“Hal ini penting untuk mencegah potensi konflik. Sayangnya, hal ini seringkali dijalankan sekedarnya saja atau bahkan cenderung diabaikan,” imbuhnya.
Ketiga, pemerintah harus sangat terbuka jika dalam proses pengerjaan proyek ada masukan dan kritik dari masyarakat. Kritik ini sebaiknya disambut dengan agenda evaluasi proyek hingga agenda persuasif untuk pembangunan yang lebih baik. Sebagai pelaksana dan penanggung jawab proyek yang menggunakan uang (pajak) rakyat, manfaatnya memang harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
“Jangan sampai rakyat harus menempuh jalur hukum terlebih dahulu baru kritiknya didengar. Hal ini akan sangat memalukan bagi penyelenggara negara yang seharusnya menjadi pelayan masyarakat,” tegasnya.
Pemerintah Kota Banjarmasin Dukung Penuh Proyek Peningkatan Kapasitas Sungai Veteran
Dilansir dari jejakrekam.com, Wali Kota Banjarmasin, HM Yamin mengungkapkan, pihaknya akan mendukung kelanjutan berbagai infrastruktur. Khususnya terkait sungai, guna mendukung upaya penanggulangan banjir dan meningkatkan kualitas lingkungan kota (18/5/2025)
Menurutnya, dukungan dari pemkot ini disampaikan baik dalam aspek pengadaan tanah maupun aspek livelihood.
“Kita juga sudah bertemu dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, untuk koordinasi memastikan kelancaran proyek,” kata Muhammad Yamin.
Saat ini, progres proyek yang didanai bank dunia hingga mencapai Rp1 triliun melalui Kementerian Pekerjaan Umum RI tersebut, terus berprogres. Dengan tahap pertama mencakup pengerjaan dari Kelenteng Suci Nurani hingga Simpang Ulin.
Masih dilansir dari jejakrekam.com Kepala BWS Kalimantan III, I Putu Eddy menyampaikan perkembangan program NUFREP Sungai Veteran yang dulunya sempat mati suri puluhan tahun karena tertutup bangunan warga
Dia menjelaskan, bahwa proyek di sungai yang dulunya kanal di bangun sejak zaman penjajahan Belanda ini akan berlangsung hingga September tahun depan.
Beberapa pekerjaan yang dilakukan meliputi pemasangan sheet pile untuk mempertahankan lebar sungai, pembangunan lima jembatan, pemasangan pintu air, serta pemasangan pompa untuk mengendalikan aliran air ke Sungai Martapura guna mencegah banjir rob.
“Target penyelesaian paket satu ini sekitar September tahun depan dengan panjang pengerjaan mencapai 900 meter di kawasan Veteran,” ujarnya seperti dikutip dari jejakrekam.com.