BANJARBARU – Peringati Hari Bumi, Walhi Kalsel serukan hentikan investasi kotor yang hanya akan mendatangkan kerusakan lingkungan dan bencana alam di Banua, Jumat (22/4/2022).
Hari bumi pada tanggal 22 April 2022 juga bertepatan di bulan Ramadhan. Walhi Kalimantan Selatan (Kalsel) beserta anggota dan jaringan di antaranya LSISK (Lingkar Studi Ilmu Sosial dan Kerakyatan) dan Forkamu (Forum Pedagang Kaki Lima Lapangan Murjani) memperingati Hari Bumi. Rangkaian kegiatan yang digelar diantaranya dengan pembagian bibit tanaman buah, takjil, dan orasi lingkungan.
Direktur Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono, kegiatan dilaksanakan tepatnya di depan taman Van Der Pijl, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan.
“Tema yang diusung kali ini adalah Pulihkan Bumi, Tolak Investasi Kotor,” jelasnya, Jumat (22/4/2022).
Menurut pria yang akrab disapa ‘Bang Kis’ ini, total bibit yang dibagikan yaitu sejumlah 300 bibit tanaman buah dan takjil sejumlah 250 buah. Bibit tersebut diperoleh dari Balai Perbenihan Tanaman Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan.
Selain peringatan Hari Bumi Sedunia, agenda ini, ungkap Kisworo, juga merupakan respon atas kerusakan lingkungan yang semakin masif terjadi. Di kalsel sendiri ada berbagai kejadian lingkungan salah satunya banjir yang terjadi di tahun 2021 kemarin.
Semua bencana alam yang terjadi tersebut, beber Direktur Walhi Kalsel ini tidak terlepas dari investasi kotor di yang Bencana ekologis yang terjadi lainnya seperti longsor dan perubahan kontur tanah di area tambang. Kenaikan air laut juga memperparah banjir kiriman dari hulu yang dapat merendam lebih lama.
Semua bencana itu, ungkapnya, adalah dampak dari perubahan iklim atau pemanasan global yang merupakan akumulasi dari kerusakan lingkungan seperti eksploitasi oleh pertambangan. Kemudian juga akibat kebakaran hutan dan lahan, pembakaran bahan bakar fosil, PLTU Batubara, perkebunan monokultur skala besar, dan bentuk eksploitasi alam lainnya.
Menurut Kisworo, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) juga membuat laporan terbaru pada 28 februari 2022. Laporan terbaru tersebut merupakan laporan ke dua dari tiga laporan penilaian IPCC ke- 6. Salah satunya dalam laporan tersebut menggambarkan hubungan aktivitas manusia dan perubahan iklim secara tegas dan mengatakan suhu global telah meningkat 1,1° celcius sejak abad ke- 19.
Menurutnya selama ini investasi kotor seperti pertambangan dan perkebunan monokultur sekala besar hanya memperlebar ketimpangan dan menimbulkan banyak konflik lahan dan penggusuran, baik antara warga melawan perusahaan atau warga dengan pemerintah.
“Bukti riset seperti itulah yang membuat Walhi dengan tegas menolak investasi kotor yang hanya akan menambah potensi perubahan iklim semakin parah. Bumi lagi sakit, jangan sampai kita manusia menjadi spesies yang paling bodoh dan jahat karena merusak rumahnya sendiri yaitu Bumi” tegas Kisworo.
Koordinator lapangan Muhammad Jefry Raharja menambahkan, setidaknya dengan kegiatan kecil membagikan bibit tanaman buah ini dapat kembali mengingatkan kita bahwa bumi sedang tidak baik-baik saja.
“Penting sekali memulihkan kondisi lingkungan yang semakin menurun kualitasnya. Banyaknya perizinan industri ekstraktif yang tumpang tindih dan menambah sakitnya Bumi ini, karena itu harus segera dilakukan evaluasi dan audit lingkungan untuk perbaikan,” pungkasnya.