Warga Tolak IPAL Kedua, RS Pelita Insani Dianggap Tak Belajar dari Masalah IPAL Pertama
KBK.News, MARTAPURA – Warga RT 04 Kelurahan Jawa, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar menyuarakan protes keras terhadap pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) baru milik Rumah Sakit (RS) Pelita Insani yang didirikan tepat berdempetan dengan tanah rumah-rumah warga, Sabtu (3/5/2025).
IPAL yang baru ini merupakan unit kedua yang dibangun pihak rumah sakit, setelah IPAL sebelumnya dinilai sudah tidak mampu menampung limbah lagi.
Namun, alih-alih memperbaiki situasi, warga justru mengeluhkan masalah yang makin parah, karena IPAL yang pertama sudah mengakibatkan bau menyengat saat penyedotan, pencemaran air sumur. Apalagi, pengerjaan proyek IPAL yang kedua dikerjakan tanpa koordinasi dengan warga.
“Dulu kami diam, meskipun IPAL yang pertama itu aromanya yang tidak sedap saat penyedotan, tapi sekarang mereka mau bangun lagi, dan lebih dekat dengan rumah warga,” ujar Ketua RT 04 Kelurahan Jawa, Salman Apriani, Jumat (2/5/2025) siang.

Menurut Salman, bau dari penyedotan limbah muncul tiga kali dalam seminggu, menyebar ke seluruh lingkungan dan mengganggu aktivitas warga.
Tak hanya itu, ia juga membeberkan bahwa mobil tangki yang digunakan seringkali diparkir sembarangan hingga menutup jalan warga.
Yang lebih memprihatinkan, pembangunan IPAL ini dilakukan tanpa sosialisasi maupun izin lingkungan.
“Saya sebagai RT saja tidak tahu, apalagi warga. Tiba-tiba ada lubang besar, pas ditanya baru dijawab, itu untuk limbah,” tutur Salman.
Warga juga melaporkan bahwa air sumur mereka mulai berubah warna dan berbau, diduga akibat rembesan limbah dari IPAL yang dibangun terlalu dekat dengan pemukiman. Ini tentu menjadi ancaman serius bagi kesehatan lingkungan dan masyarakat sekitar.
Lebih ironis, lanjut Salman, saat warga mencoba menyampaikan keberatan mereka, tanggapan dari pihak rumah sakit justru dianggap meremehkan.
“terkait IPAL ini kami sudah menyampaikan ke pihak RS, cuman tidak ada tanggapan, paling tanggapan mereka hanya tertawa saja, tidak serius menanggapi nya,” tambah Salman.
Kini, warga menuntut agar pembangunan IPAL segera dihentikan sampai ada kesepakatan bersama.
“Kami hanya meminta agar lokasi IPAL sedikit dijauhkan dari pemukiman demi menjaga keselamatan dan kenyamanan lingkungan kami,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari RS Pelita Insani.