KBK.News, JAKARTA —Ahmad Dhani dan Pay Burman adalah dua nama besar dalam sejarah musik Indonesia.

Keduanya memiliki pengaruh signifikan dalam membentuk arah perkembangan musik nasional, namun mereka menapaki jalan yang berbeda, baik dari segi gaya bermusik, peran dalam band, hingga kiprah di luar dunia musik.

1. Gaya Musik: Rock Melodius vs Rock Sosial

Ahmad Dhani dikenal dengan eksplorasi musik yang luas, mencampurkan rock, pop, dan bahkan sentuhan klasik dalam karya-karyanya.

Sebagai pendiri dan motor kreatif Dewa 19, Dhani membawa warna baru dalam musik Indonesia era 90-an hingga 2000-an, dengan lagu-lagu bertema cinta, kehidupan pribadi, dan eksistensialisme.

Sementara itu, Pay Burman dikenal sebagai gitaris utama Slank pada masa awal kejayaan mereka.

Gaya bermain gitarnya yang khas memberi karakter kuat pada lagu-lagu Slank, yang cenderung lebih mengangkat isu sosial, kritik politik, dan semangat perlawanan anak muda.

Setelah keluar dari Slank, Pay tetap konsisten dalam jalur musik rock bersama band barunya, BIP.

2. Peran dalam Band: Motor vs Pilar

Ahmad Dhani bukan hanya musisi, tetapi juga produser, penulis lagu utama, sekaligus konseptor dari Dewa 19. Ia memiliki kontrol penuh atas arah musik, pencitraan, hingga manajemen band.

Berbeda dengan Dhani, Pay bukan pendiri Slank, tetapi berperan penting dalam membentuk suara khas band tersebut bersama personel awal lainnya. Walau bukan penulis lagu utama, Pay adalah sosok yang memberi nyawa lewat permainan gitarnya.

3. Karier di Luar Band: Politik vs Musik Murni

Dhani meluaskan kiprahnya ke ranah politik dan bisnis. Ia mendirikan Republik Cinta Management, menaungi sejumlah artis dan proyek musik. Selain itu, Dhani kerap tampil sebagai figur publik kontroversial karena pernyataannya yang tajam dan keterlibatannya dalam dunia politik.

BACA JUGA :  Malyda 'Semua Jadi Satu' Tutup Usia, Dunia Musik Berduka

Sebaliknya, Pay lebih memilih jalur musik secara konsisten. Selepas dari Slank, ia fokus membangun BIP dan proyek-proyek musikal lainnya, jauh dari hingar-bingar politik dan kontroversi.

 

4. Pendekatan Sosial dan Politik: Vokal vs Subtil

 

Dhani dikenal vokal menyuarakan pandangan politiknya. Ia beberapa kali mencalonkan diri dalam kontestasi politik dan tak jarang menimbulkan kontroversi karena sikapnya yang blak-blakan.

 

Pay justru memilih jalur yang lebih tenang. Ia menyalurkan sikap sosial dan kritiknya lewat musik, tanpa banyak tampil di panggung politik atau membuat pernyataan yang kontroversial di media.

 

5. Pengaruh di Industri Musik: Multi-Peran vs Spesialis Gitar

 

Ahmad Dhani dianggap sebagai salah satu produser paling berpengaruh di Indonesia. Ia berhasil melahirkan banyak talenta baru dan membentuk tren musik populer selama dua dekade terakhir.

 

Sementara Pay Burman lebih dikenal sebagai maestro gitar yang memberi pengaruh besar pada generasi musisi muda. Meski pengaruhnya lebih spesifik pada gaya bermain dan nuansa musikal, kontribusinya tetap besar dalam membentuk karakter musik Indonesia.

Kesimpulan: Dua Jalan, Satu Pengaruh

Meski berasal dari latar belakang yang berbeda dan memilih jalur yang berbeda pula, baik Ahmad Dhani maupun Pay Burman telah memberi warna yang tak tergantikan dalam perjalanan musik Indonesia.

Mereka adalah dua legenda yang membuktikan bahwa ada banyak cara untuk menjadi berpengaruh—dari balik panggung hingga ke pusat sorotan.