BANJARBARU – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kalimantan Selatan kembali menggelar Workshop Kemitraan dan Hilirisasi UKMK Kelapa Sawit.
Workshop digelar di Novotel, Banjarbaru pada 17 – 18 Oktober, dihadiri ratusan petani sawit dari Kabupaten Banjar, Tapin, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru.
Ketua DPD I Aspekpir Provinsi Kalsel, Jayadi mengatakan kegiatan ini bertujuan memperkenalkan bahwa sawit punya produk turunan yang sangat banyak, serta peluang untuk membuka usaha dengan mengembangkan hilirisasi dari sawit.
“Orang kan banyak tahunya cuma CPO (minyak kelapa sawit) saja. Padahal masih banyak produk turunan lainnya dan dapat dikembangkan, seperti minyak sawit merah, sabun, diterjen, kerajinan, bahkan olahan makanan untuk mencegah stunting,” ujar Jayadi.
Oleh karenanya, kata Jayadi, melalui kegiatan ini para petani diperkenalkan dan diajarkan bagaimana mengembangkan produk turunan minyak sawit.
“Jika dapat mengembangkan produk hilirisasinya, maka akan membuka lapangan kerja, menambah penghasilan, yang secara tidak langsung mendukung perkembangan sawit yang berkelanjutan,” turur Jayadi.
Sementara, Kepala Divisi I Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) BPDPKS Kalsel, Helmi Muhansyah menjelaskan, pihaknya mendorong para petani sawit di Kalsel agar tidak hanya menghasilkan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit saja. Melainkan juga dapat berkembang jadi pengolah produk turunannya.
Ia menuturkan, Kalsel memiliki luasan perkebunan kelapa sawit sebesar 443.802 hektare. Jumlah tersebut paling sedikit dibandingkan provinsi lainnya di Kalimantan. Namun jika diiringi dengan pengembangan produk turunannya, maka akan menambah nilai lebih.
“Kegiatan ini menjadi tonggak perkembangan sawit di Kalsel. Untuk menuju ke sana kita perlu kolaborasi dengan pemerintah dan stakeholder lainnya. Kami juga terus memfasilitasi pelatihan – pelatihan, menggelar pameran olahan sawit dimana para UKMK dapat memasarkan produk mereka,” kata Helmi.
Gubernur Kalsel diwakili Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Kalsel, Suparmi mengatakan Pemprov Kalsel mengapresiasi terlaksananya kegiatan workshop ini dan mendukung pengembangan hilirisasi produk sawit.
Ia menjelaskan, kelapa sawit adalah salah satu komoditas perkebunan unggulan dan telah memberikan kontribusi yang sangat penting dalam memajukan perekonomian Kalsel.
Sektor kelapa sawit memberikan kontribusi yang signifikan pada penerimaan devisa negara, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), penyediaan bahan baku bagi industri di Kalsel, dan tak kalah penting meningkatkan pendapatan petani pekebun sawit hingga penyerapan tenaga kerja.
Ia merincikan, dari 443.802 hektare kebun sawit di Kalsel, 24 persennya diusahakan oleh para petani rakyat dengan luasan mencapai 107.582 hektare. 76 persennya dikelola oleh 86 perusahaan perkebunan besar baik swasta maupun negara.
“Saat ini terdapat 46 pabrik kelapa sawit yang menghasilkan sekitar 5,3 juta ton tandan buah segar (TBS) setiap tahunnya. Dari TBS tersebut, produksi crude palm oil (cpo) mencapai 1,1 juta ton per tahun,” ungkap Suparmi.
“Tak hanya dari segi produksi, dari sisi industri hilirisasi kita dapat melihat bahwa sektor hilir perkebunan kelapa sawit juga berkembang pesat di Kalsel,” kata Suparmi.
Pada kegiatan tersebut, menghadirkan narasumber berkompeten di bidang sawit, seperti Dr Joko Purnomo dan Arief RM Akbar dari Akademisi ULM, Susi dari Pusat Studi Sawit, Setiyono selaku Ketua Umum Aspekpir Indonesia.