KBK.NEWS, BANJARBARU – Sekitar 60 ribu pelanggan terdampak atas adanya gangguan pipa air milik BPAM Banjarbakula, hingga saat ini pihak BPAM Banjar masih melakukan perbaikan, Selasa (16/4/2024).
Kebocoran pipa induk penyalur air baku dari Waduk Riam Kanan yang dikelola Dinas PUPRP Pemprov Kalsel melalui Balai Pengelola Air Minum (BPAM) Banjarbakula sebabkan krisis air bersih. Hal tersebut menyebabkan sekitar 60 ribu pelanggan terpaksa mengalami kesulitan air bersih.
Krisis air bersih ini sudah berlangsung lebih dari sepekan dan menjadi keluhan para pelanggan air bersih. Apalagi sebagian masyarakat belum mendapat penjelasan dari pihak BPAM Banjarbakula tentang perbaikan pipa air baku yang bocor tersebut dan estimasi penyelesaian.
Sejumlah awak media yang berupaya mendapatkan informasi ke Kantor BPAM Banjarbakula di Pinus Banjarbaru, namun tidak bisa bertemu pihak manajemen. BPAM Banjarbakula adalah Perusahan daerah milik Pemprov Kalsel yang bertugas mengelola ketersediaan air bersih untuk disalurkan ke PTAM Intan Banjar, Bandarmasih, dan PTAM Berkah Banua (Tanah Laut).
Antipasi PTAM Intan Banjar
Untuk mendapatkan informasi dalam mengatasi kesulitan air bersih akibat kebocoran pipa utama air baku BPAM Banjarbakula ini dilakukan konfirmasi ke PTAM Intan Banjar di Banjarbaru.
Direktur Teknik PTAM Intan Banjar, Machmud Mansyur mengatakan, bahwa kebocoran pipa di daerah Mandikapau Riam Kanan tersebut berdampak kepada sekitar 60 ribu pelanggan mereka.
“Ada dua wilayah yang terdampak saat dengan kebocoran pipa ini, yakni pelanggan di Kota Banjarbaru dan Martapura. Kondisi ini berdampak terhadap 60.000,” ujar Direktur Teknik (Dirtek) PTAM Intan Banjar, Machmud Mansyur.
Ia mengatakan, Pengaliran yang biasanya dilakukan PTAM Intan Banjar melalui suplai air curah BPAM Banjarbakula sebesar kurang lebih 500 liter per detik, membuat kapasitas produksi mengalami penurunan kurang lebih menjadi 290 liter per detik dengan memanfaatkan intake emergency dari saluran irigasi.
“Terkait dengan adanya gangguan pipa air baku ini, melalui BPAM Banjarbakula juga kami meminta izin ke BWS menggunakan intake lama, yang dulu pernah kita gunakan sebagai sumber air dari saluran irigasi,” jelasnya, Selasa (16/4/2024) siang.
“Untuk antisipasi kekurangan, kami bekerjasama dengan BPAM Banjarbakula menyediakan mobil tangki untuk pelanggan yang memang tidak menerima aliran dari PTAM Intan Banjar ada 3 tangki, dan dari BPAM Banjarbakula ada 15 tangki untuk mengirim air permintaan pelanggan yang airnya tersendat,” paparnya lagi.
Ia menyampaikan kebocoran pipa BPAM Banjarbakula tersebut terjadi sejak tanggal 8 April 2024.
“Kejadian kebocoran tanggal 8 April sekirar jam 4 subuh itu sudah bocornya sangat besar, sehingga langsung stop BPAM Banjarbakula. Itu dilakukan karena dikhawatirkan mengganggu kontruksi dari saluran irigasi,” jelasnya.
Machmud berharap pelanggan Intan Banjar tetap bersabar dan memaklumi, karena pihaknya akan terus berusaha agar bisa menangani kondisi ini.
“Kebocoran pipa ini kan sudah dua kali menganggu pelayanan masyarakat. Sehingga kami berharap pemerintah melalui BPAM Banjarbakula memiliki intake cadangan ketika ada kejadian terulang, ada intake yang debitnya memenuhi kebutuhan retribusi pasokan air untuk pelanggan,” harapnya.
Ia menambahkan, melalui rapat koordimasi dengan dinas PUPR, Kementrian PUPR dan BWS, pihaknya sudah menyampaikan, bahwa untuk langkah darurat ada sumber air terdekat, yakni saluran irigasi.
“Kalau bisa kan pemerintah mengijinkan dijadikan intake cadangan, karena tidak ada pilihan lain selain saluran irigasi terdekat,” tutupnya.
Dari situs Kementerian PUPR disebutkan, pembangunan BPAM atau SPAM Banjarbakula keseluruhan menelan biaya Rp787 miliar dengan manfaat masyarakat yang terlayani 60.353 Sambungan Rumah (SR).
Balai Pengelolaan Air Minum (BPAM) Banjarbakula mempunyai tugas melaksanakan analisis ketersediaan air baku dan kebutuhan air curah. Selain itu juga memproduksi dan mendistribusikan air curah kepada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten/ Kota.