Karena merasa prihatin dengan terjadinya defisit anggaran Tahun Anggaran 2020 yang mencapai Rp 277 Miliar. Untuk itu Ketua DPRD Banjar Persilakan semua anggaran DPRD dipangkas, tetapi dengan catatan untuk melindungi kepentingan masyarakat Kabupaten Banjar (28/10/2019).
Beredarnya kabar telah terjadi defisit anggaran di Pemkab Kabupaten Banjar Juga sampai ke wakil rakyat di DPRD Kabupaten Banjar. Besarnya defisit anggaran yang mencapai Rp 277 Miliar tersebut membuat sebagian anggota DPRD Banjar terkejut dan sekaligus prihatin.
Ketua DPRD Banjar, Muhammad Rofiqi mengatakan, kalau sampai defisit sebesar Rp 277 Miliar tentu harus ada revisi dan pemotongan anggaran. Ia mengaku sebagai wakil rakyat merasa sangat prihatin, sebab akan berdampak banyak bagi pembangunan di Kabupaten Banjar.
“Kalau diperlukan untuk kepentingan masyarakat, silakan potong semua anggaran di DPRD agar tidak terjadi defisit anggaran,” tegas politisi muda Partai Gerindra ini ( 28/10/2019).
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Banjar, Akhmad Rizanie Anshari menyatakan, kalau terjadi defisit anggaran di Pemkab Banjar, maka perlu dilakukan revisi. Untuk itu sejumlah anggaran pengeluaran yang tidak efektif dan efisien harus dipangkas.
“Penggunaan anggaran harus sangat selektif untuk mengurangi defisit anggaran. Hal yang tidak efisien dan efektif harus dipangkas, bahkan tidak masalah jika ada anggaran dewan juga ikut dipangkas,” tandasnya.
Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Banjar ini juga mengungkapkan, perlu ada koordinasi antara eksekutif dan legislatif untuk membahas defisit anggaran. Sebab, DPRD punya hak budget atau anggaran, sehingga perlu melihat kembali penyebab terjadinya defisit anggaran.
“DPRD selain punya hak dan fungsi legislasi, pengawasan dan anggaran. Untuk masalah anggaran yang terjadi defisit, maka kita perlu nanti duduk bersama dengan eksekutif membahas dan mencari solusi terbaik,” ujar Rizanie.
Mengenai defisit anggaran untuk TA 2020 di Pemkab Banjar ini, sudah coba dihubungi Sekda Banjar, Mokhamad Hilman, namun belum mendapat tanggapan.