Site icon Kantor Berita Kalimantan

Partai Gerindra kuasai DPRD Kota Banjarbaru hasil pemilu 2019

IMG 20190430 153312

IMG 20190430 153312

Banjarbaru : Partai Gerindra kuasai DPRD Kota Banjarbaru hasil pemilu 2019 sebanyak 6 kursi dan berhak Mendapatkan kursi ketua DPRD, Selasa (30/4/2019).

Peta politik dan komposisi anggota DPRD Kota Banjarbaru mengalami perubahan besar pada pemilu 2019. Partai Gerindra dipastikan meraih 6 kursi dan berhak untuk posisi Ketua DPRD Kota Banjarbaru, serta menggeser dominasi Partai Golkar  selama ini.

Sekretaris  DPC Partai Gerindra Kota Banjarbaru Neni Hedriyawati menyambut gembira dan penuh rasa syukur atas raihan kursi DPRD yang di pemilu 2019 ini. Menurutnya hal itu tidak terlepas dari kerja keras tim dan kepercayaan masyarakat.

Neni menyatakan, perolehan kursi Partai Gerindra di DPRD Kota Banjarbaru selalu bertambah pada setiap pemilu. Pada pemilu 2009 berhasil meraih 2 kursi, 2014 raih 4 kursi dan 2019 sebanyak 6 kursi.

“Alhamdulillah perolehan suara dan kursi kita berdasarkan perhitungan sementara sebanyak 6 kursi di DPRD Kota Banjarbaru,” jelasnya.

Perolehan kursi Partai Gerindra tersebut ungkap Neni Hendriyawati, sangat membuka peluang bagi partainya untuk mengisi posisi Ketua DPRD Kota Banjarbaru.

“Insya Allah Ketua DPRD Kota Banjarbaru akan diisi dari Partai Gerindra,” ungkapnya.

Perolehan kursi Partai Golkar pada pemilu 2019 ini hanya 5 kursi dan kalah bersaing dengan Partai Gerindra, sehingga peta politik dan komposisi wakil rakyat di DPRD berubah. Sebab, selama ini selalu didominasi Partai Golkar.

Terpisah, Ketua DPD PAN Banjarbaru Emi Lasari tidak memungkiri fenomena perolehan kursi dari Partai Gerindra di DPRD Banjarbaru. Hal itu menurutnya tidak terlepas dari efek pilpres yang di Banjarbaru dan Kalael dimenangkan Prabowo.

“Secara perolehan parpol yang mendapat efek di untungkan hanya parpol pengusung presiden. Hal ini seperti fenomena Demokrat saat SBY calon presiden,” jelasnya.

Ketua DPD PAN Banjarbari ini menyatakan, pada pemilu 2019 antusiasme masyarakat lebih besar ke pilpres. Sedangkan antusiasme untuk pileg lebih kecil dan terabaikan.

“Pileg kali ini memang paling semrawut di antara pesta demokrasi sebelumnya. Hal itu karena berbarengan dengan pilpres dan banyak hal yang secara teknis menjadi kelemahan,” tegasnya.

Exit mobile version